BAGIAN SEMBILAN
-Alicia Terluka ?! Aku berencana melakukan hal yang Berisiko.-
Sedangkan Aku sedang berada di dalam kamar Pak Banno. Ada yang ingin ku periksa disana. Aku obrak-abrik kamar-nya. Kan mencari petunjuk, gak apa kan nge-berantakin kamar orang tanpa izin. Hehe.. Disana sudah tidak ada petunjuk lagi. Aku pun kembali ke perpustakaan di lantai 3. Tetap saja tidak ada petunjuk tambahan. Satu-satunya yang belum aku periksa adalah ruangan di dalam pintu tersembunyi itu. Sebenarnya kemarin sih sudah bersama Danny. Tapi aku hanya setengah jalan, dan sekarang aku berencana akan memeriksa semua tempat yang ada di dalamnya. Itu memang terlalu berisiko, tapi aku memang harus melakukannya, bukan ?
-Alicia Terluka ?! Aku berencana melakukan hal yang Berisiko.-
" ALICIA !!! " teriak George.
Kami melihat Alicia tergeletak berlumuran darah di lorong dalam pintu tersembunyi. Kami pun segera menolongnya.
" Alice !! Alice !! Sadarlah, apa yang terjadi ?! " panik George.
" . . . " Alicia tetap tidak sadarkan diri.
" Cepat bawa ke kamar-nya !! " kataku.
George menggendong Alicia sampai kekamar-nya, kemudian Karen datang dan terkejut melihat Alicia yang tidak sadarkan diri.
" Alicchi ?! Alicchi kenapa ?! Kok bisa begini ?! " panik Karen.
" Gua juga gak tau. Pas ketemu, sudah begini, " jelasku.
" Hiks.. Alicchi.. Sadar dong.. Hueeee... " tangis Karen.
" Jangan nangis ! " tegas A.C sambil memberikan saputangan-nya.
" Hiks.. " sedu Karen.
" Lho? George mana ?? " tanya Steven.
" Tuh di depan. " jawabku.
Kemudian Steven menghampiri George yang sedang terduduk di ruang tamu.
" Oii.. " sapa Steven.
" . . . " George hanya diam tidak menanggapi Steven.
" Nape lu ?? Kok diam ajj ?? " heran Steven.
" Gak apa kok. " jawab George lesu.
" So ?? "
" Mai. " canda George.
" Itu mah siomay !!! " bentak Steven.
" Haha.. Sudah gua bilang kan, gua gak apa. " jelas George.
" Hmm.. Tapi lu agak aneh sekarang, " jelas Steven.
" Aneh gimana ??? " tanya George.
" Lu suka nge-galau sendirian, " jawab Steven.
" Oo.. "
" So? Apa yang akan kita lakukan setelah ini, ketua?? " tanya Steven.
" Jangan panggil gua ketua. Gua udah gak tahu harus gimana lagi. " kata George.
" Kok pasrah sih ?! " bentak Steven.
" Sudah ah.. " kata George lesu dan kemudian pergi.
" Yasudah !! Gua yang akan mengambil posisi ketua sekarang !! " kesal Steven.
" Terserah lu.." jawab George.
Beberapa saat kemudian, Alicia pun tersadar.
" Ung.. A-apa yang.. "
" Alicchi !!! " teriak Karen.
" Ka-karen.. Lho? Aku kenapa ?? " heran Alicia.
" Lu pingsan tadi. Kepala lu berdarah. " kata Linguene.
" Kok bisa ?? " heran Alicia.
" Lu gak ingat ?? " heran Linguene.
" Ungg.. " Alicia hanya menggeleng.
" Ka-kamu amnesia, Alicia ?? " ragu A.C.
" Mungkin, tapi hanya ingatan yang tadi.." kata Alicia.
" Oiya, George dimana ?? " tanya Alicia.
" Di depan bareng Steven. " jawab Linguene.
" A-aku ingin bertemu mereka dulu. " kata Alicia.
" Ja-jangan Alicchi, nanti kamu bisa pingsan lagi, " kata Karen khawatir.
" Tidak kok, aku sudah tidak apa. " kata Alicia.
Kemudian Alicia turun ke ruang tamu. Dilihatnya Steven sedang sendirian disana. Akhirnya dia pun menyapa Steven.
" Steve, " sapa Alicia.
" . . . " Steven hanya diam saja.
" Kenapa ?? " heran Alicia.
" Tanya tuh sama George. " bentak Steven.
Alicia pun menghampiri George.
" George, " sahut Alicia.
" Kondisi Lu sudah baikan ?? " tanya George.
" Sudah kok. Kamu ngapain disini sendirian ?? " tanya Alicia.
" Gak apa kok. Bagus deh, lu sudah gak apa, " kata George.
" Kamu kenapa?? Berantem lagi ?? " heran Alicia.
" Gak kok. " jawab George.
" Yasudah, kalau begitu ayo kita masuk, " ajak Alicia.
" Enggak ah.. " tolak George.
" Kenapa ?? "
" Gak apa, "
" AYO !! " paksa Alicia sambil menarik tangan George.
" Oi.. Oii.. Gua gak mau !!! " teriak George.
Sedangkan Aku sedang berada di dalam kamar Pak Banno. Ada yang ingin ku periksa disana. Aku obrak-abrik kamar-nya. Kan mencari petunjuk, gak apa kan nge-berantakin kamar orang tanpa izin. Hehe.. Disana sudah tidak ada petunjuk lagi. Aku pun kembali ke perpustakaan di lantai 3. Tetap saja tidak ada petunjuk tambahan. Satu-satunya yang belum aku periksa adalah ruangan di dalam pintu tersembunyi itu. Sebenarnya kemarin sih sudah bersama Danny. Tapi aku hanya setengah jalan, dan sekarang aku berencana akan memeriksa semua tempat yang ada di dalamnya. Itu memang terlalu berisiko, tapi aku memang harus melakukannya, bukan ?
-To be continue-
Salam " Thady "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar