Selasa, 31 Juli 2012

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 12

BAGIAN SEBELAS

-Rencana Penangkapan Devil Hearts !!-


Hemm..  Pagi pun datang. Sekarang sudah tanggal 8 Oktober. Saatnya membongkar semuanya. Etto.. Ada yang gua lupa lagi. Gua harus membebaskan Harmony, Misha dan Michi. Ingin tahu mereka di sandera dimana ?? Ikut gua yuk. 


Mari kita ikuti code yang kemarin. 
position: L3prpstkn^-[]- o-,, X unlock
code: []--> /\--65-\/-103-=\/ [] o-,, lock
Artinya : 
posisi : L3 = lantai 3
prpstkn = perpustakaan
^ = masuk
-[]- = pintu
o-,, = kunci
X unlock = X terbuka

Code : [] = pintu
--> = lurus
/\ --65-- = belok kiri maju 65 langkah
\/ --103-- = belok kanan maju 103 langkah
= : lurus
\/ [] = belok kanan ada pintu
lock = terkunci
o-,, = butuh kunci

Go to secret room !!

Aku pun kesana sendiri. Habis kalau ngajak yang lain ribet banget. Setelah mengikuti code dan peta yang aku temukan itu, memang benar ada sebuah pintu terkunci. Gagang pintunya bewarna emas. Wow.. Saat ku buka, ternyata isinya emas !! Gi*a, gua bisa kaya nih


Lho?? Golden key to the Heaven itu...
Gua ngerti sekarang, yang diincar selama ini oleh Devil Hearts adalah kunci untuk membuka ruangan ini, dan yang diincarnya adalah emas ini. Yahh.. Mending buat gua.


Waduh !! Kalau peta dan code ini bukan petunjuk untuk menemukan Harmony dan yang lainnya, mereka kemana dong ?? #malah nanya# Satu-satunya cara adalah menanyakannya langsung pada Si Devil Hearts itu. Ahh.. Mendingan gua diskusi ajj sama yang lain.


Aku pun segera ke tempat teman-teman, dilihat mereka sedang speechless. Kenapa nih ??
" Oii, kenapa nih ?? " sapaku.
" Gakk... " kata Steven.
" Biasa, George lagi galau, " kata Linguene mengejek.
" Siapa yang galau ?! " bentak George.
" Ungg.. " murung Alicia.
" Kenapa Alicia ?? " tanyaku.
" Sepertinya George marah padaku.. " jelas Alicia.
" Gua gak marah kok !! " bentak George.
" Tuh kan, George marah.. " kata Alicia murung.
" Au ahh.. " kata George tidak peduli.
" Oii, sekarang lu gak perlu galau lagi, gua sudah tahu apa yang selama ini diincar Si Devil Hearts itu, " jelasku.
" Serius ?? " kata Steven.
" Iye, makanya gua butuh bantuan lu pada, kita pancing Devil Hearts kemudian kita tangkap !, " jelasku.
" Ide bagus tuh, trus caranya ??? " tanya Steven.
" Kita pancing dengan kunci ini, " kataku.
" Yang jadi umpannya, George ya !, " teriak Linguene.
" Iya iya, hahahah.. " tawa Karen. 
" A-apa ?! Gua gak mau !! " bentak George.
" Ckckck.. Danny sama A.C kemana ya?? " tanyaku.
" Itu diatas, " jawab Alicia.
" Ok, Hoiiii~ semuanya kumpul !! Gini nih rencananya, " bisikku.


Aku bersama dengan kelompok UIPMC yang masih tersisa, menyusun rencana untuk menangkap Devil Hearts of The Last Century. Heheh.. Sepertinya cases akan segera terpecahkan nih.


George sambil berkeliling istana membawa kunci emas, mulai memanggil-manggil Devil Hearts. Ia bertugas mencari perhatiannya. Sedangkan Danny berjaga-jaga di pos pertama. Pos pertama berisi jebakan jaring raksasa. Jika gagal, Linguene dan Karen siap di pos kedua. Disana ada sebuah jebakan tali sandung. Jika gagal juga, Alicia siap dengan ruangan kamarnya di pos keempat. Aku ? Aku sudah siap di dalam kamar Alicia (pos keempat). Jika Si Devil Hearts membawa senjata tajam, aku bisa segera membantu George.


Sipp.. Persiapan sudah OK. Tinggal tunggu George saja.
" Hoiii~ Devil Hearts jel*k, nih, gua punya kunci yang gi*a-gil*an lu cari, " teriak George.

Tiba-tiba sekelebar bayangan muncul di depan George.
" Huaa, ja-jadi elu ya yang namanya Devil Hearts itu ?! " tanya George.

Kemudian Devil Hearts mengejar George. Mereka hampis sampai di pos pertama. Danny pun sudah bersiap siaga. Hiatt.. Sayang sekali, Danny telat melempar jaringnya dan Devil Hearts larinya memang lumayan cepat. Akhirnya Devil Hearts lolos dari perangkap. 
Mereka pun menuju pos kedua. Linguene dan Karen sudah siap dengan tali sandung kakinya. Hahah.. Nama rencananya lucu yak. XD  " Loncat George !! " kata Linguene dan Karen. George pun loncat, disusul dengan Si Devil Hearts yang juga ikut loncat. #jiahh#

Mereka berlari ke perangkap terakhir di pos empat. Apakah kami dapat menangkap Devil Hearts dan memecahkan misteri beberapa abad yang lalu ?? Ikuti terus cerita Meitantei Thady Jiken Note ya. :)


-To be continue-


Salam " Thady "

Jumat, 20 Juli 2012

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 11

BAGIAN SEPULUH


-KeyCode Apa'an nih ?!-


" Hmm.. Sebenarnya ini kunci buat apa sih ?? " pikirku sambil memandang kunci emas yang sedang ku pegang.


Masalah makin banyak, korban makin banyak, petunjuk gak berkembang, apa yang harus aku lakukan ?? Mana case ada dua lagi. Case peristiwa beberapa abad yang lalu dan juga case hilang-nya anggota-anggota kami karena Si Devil Hearts. Yang mana yang harus aku selesaikan duluan ?? Aku bingung.. Mana petunjuknya sama sekali tidak berkembang. Duhhh....


Akhirnya aku mencoba ke ruangan pintu tersembunyi itu. Sendirian ?? Yaiyalah. Kalau ramai, malah lebih berisiko.


Saat aku masuk kedalam, lorong itu rasanya panjang sekali. kemudian aku melihat ada cabang disana. Aku pun mengambil jalur kiri, dengan begitu nanti jika ada cabang lagi di depan sana, aku pulang dengan jalur kanan. Di saat aku sedang berpetualang di tempat itu, aku menemukan sebuah kertas yang bertuliskan sebuah code, mungkin ?

position: L3prpstkn^-[]- o-,, X unlock
code: []--> /\--65-\/-103-=\/ [] o-,, lock
Key lock:
Ao nascer do sol refletindo na fechadura, a porta deve ser quebrado, e aparece a luz divina do céu, então abriu a luz brancas. Tenha cuidado com o Diabos Coraco'es/Debiru Hatsu. Se ele conseguiu, então não havia nenhum.


Serius dah. Gua gak ngerti. Maksudnya apa lagi. Gak jelas banget. Tetapi ada penjelasan gambarnya. Mungkin maksud-nya ini adalah peta. Hmm.. Aku harus kembali ke perpustakaan, aku akan mencari informasi tentang code disana. 


Di buku tertulis bahwa code simple seperti itu biasa digunakan oleh pemerintah untuk memberitahukan informasi penting pada bawahannya. Tapi, yang aku bingung, ini bahasa apa'an yak ?? Argghh.. Disaat seperti ini aku butuh Google Penerjemah !! Aku pun menemui A.c. Biasanya dia paling bisa diandalkan kalau soal teknologi.


Aku pun melihatnya di kamar Alicia sedang berkumpul bersama Linguene dan Karen.
" Hoii.. " sapaku.
" Lu kemana ajj sih selama ini ?? " omel Linguene.
" Sorry, gua kan habis cari petunjuk, " jelasku.

" Oya, A.C, kamu bisa buka google gak?? " tanyaku.
" Lho? buat apa?? mungkin bisa pakai handphone-ku, " kata A.C sambil mengambil handphone-nya.
" pokoknya buat penyelidikan. Ok. " kataku.
Aku pun mulai menyelidiki dengan menggunakan koneksi internet. Biar gampang, gitu.. Kan gua perlu wawasan yang lebih luas. Memang agak lelet sih. Tapi itu lebih baik dari pada sama sekali gak ada. #Jiaahh..


Untunglah, hasil pencarianku cukup baik, aku menemukan jalan yang tepat untuk masuk ke ruangan di pintu tersembunyi itu. Bahkan aku menemukan fakta besar tentang peristiwa beberapa abad yang lalu. Dan mungkin sebentar lagi aku akan bertemu denhgan pelaku-nya, dan aku bisa membebaskan Harmony, Michi dan Misha. Aku harus cepat, 3 hari lagi peristiwa itu akan terjadi, harus ! harus cepat !


-To be continue-


Salam " Thady "

Kamis, 19 Juli 2012

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 10


BAGIAN SEMBILAN


-Alicia Terluka ?! Aku berencana melakukan hal yang Berisiko.-


" ALICIA !!! " teriak George.


Kami melihat Alicia tergeletak berlumuran darah di lorong dalam pintu tersembunyi. Kami pun segera menolongnya. 

" Alice !! Alice !! Sadarlah, apa yang terjadi ?! " panik George.
" . . . " Alicia tetap tidak sadarkan diri.
" Cepat bawa ke kamar-nya !! " kataku.


George menggendong Alicia sampai kekamar-nya, kemudian Karen datang dan terkejut melihat Alicia yang tidak sadarkan diri.

" Alicchi ?! Alicchi kenapa ?! Kok bisa begini ?! " panik Karen.
" Gua juga gak tau. Pas ketemu, sudah begini, " jelasku. 
" Hiks.. Alicchi.. Sadar dong.. Hueeee... " tangis Karen.
" Jangan nangis ! " tegas A.C sambil memberikan saputangan-nya.
" Hiks.. " sedu Karen.
" Lho? George mana ?? " tanya Steven.
" Tuh di depan. " jawabku.


Kemudian Steven menghampiri George yang sedang terduduk di ruang tamu.

" Oii.. " sapa Steven.
" . . . " George hanya diam tidak menanggapi Steven.
" Nape lu ?? Kok diam ajj ?? " heran Steven.
" Gak apa kok. " jawab George lesu.
" So ?? "
" Mai.  " canda George.
" Itu mah siomay !!! " bentak Steven.
" Haha.. Sudah gua bilang kan, gua gak apa. " jelas George.
" Hmm.. Tapi lu agak aneh sekarang, " jelas Steven.
" Aneh gimana ??? " tanya George.
" Lu suka nge-galau sendirian, " jawab Steven.
" Oo.. " 
" So? Apa yang akan kita lakukan setelah ini, ketua?? " tanya Steven.
" Jangan panggil gua ketua. Gua udah gak tahu harus gimana lagi. " kata George.
" Kok pasrah sih ?! " bentak Steven.
" Sudah ah.. " kata George lesu dan kemudian pergi.
" Yasudah !! Gua yang akan mengambil posisi ketua sekarang !! " kesal Steven.
" Terserah lu.." jawab George.


Beberapa saat kemudian, Alicia pun tersadar.

" Ung.. A-apa yang.. " 
" Alicchi !!! " teriak Karen.
" Ka-karen.. Lho? Aku kenapa ?? " heran Alicia.
" Lu pingsan tadi. Kepala lu berdarah. " kata Linguene.
" Kok bisa ?? " heran Alicia.
" Lu gak ingat ?? " heran Linguene.
" Ungg.. " Alicia hanya menggeleng.
" Ka-kamu amnesia, Alicia ?? " ragu A.C.
" Mungkin, tapi hanya ingatan yang tadi.." kata Alicia.

" Oiya, George dimana ?? " tanya Alicia.
" Di depan bareng Steven. " jawab Linguene.
" A-aku ingin bertemu mereka dulu. " kata Alicia.
" Ja-jangan Alicchi, nanti kamu bisa pingsan lagi, " kata Karen khawatir.
" Tidak kok, aku sudah tidak apa. " kata Alicia.


Kemudian Alicia turun ke ruang tamu. Dilihatnya Steven sedang sendirian disana. Akhirnya dia pun menyapa Steven.

" Steve, " sapa Alicia.
" . . . " Steven hanya diam saja.
" Kenapa ?? " heran Alicia.
" Tanya tuh sama George. " bentak Steven.


Alicia pun menghampiri George.

" George, " sahut Alicia.
" Kondisi Lu sudah baikan ?? " tanya George.
" Sudah kok. Kamu ngapain disini sendirian ?? " tanya Alicia.
" Gak apa kok. Bagus deh, lu sudah gak apa, " kata George.
" Kamu kenapa?? Berantem lagi ?? " heran Alicia.
" Gak kok. " jawab George.
" Yasudah, kalau begitu ayo kita masuk, " ajak Alicia.
" Enggak ah.. " tolak George.
" Kenapa ?? "
" Gak apa, " 
" AYO !! " paksa Alicia sambil menarik tangan George.
" Oi.. Oii.. Gua gak mau !!! " teriak George.


Sedangkan Aku sedang berada di dalam kamar Pak Banno. Ada yang ingin ku periksa disana. Aku obrak-abrik kamar-nya. Kan mencari petunjuk, gak apa kan nge-berantakin kamar orang tanpa izin. Hehe.. Disana sudah tidak ada petunjuk lagi. Aku pun kembali ke perpustakaan di lantai 3. Tetap saja tidak ada petunjuk tambahan. Satu-satunya yang belum aku periksa adalah ruangan di dalam pintu tersembunyi itu. Sebenarnya kemarin sih sudah bersama Danny. Tapi aku hanya setengah jalan, dan sekarang aku berencana akan memeriksa semua tempat yang ada di dalamnya. Itu memang terlalu berisiko, tapi aku memang harus melakukannya, bukan ?



-To be continue-


Salam " Thady "

Senin, 16 Juli 2012

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 9

BAGIAN DELAPAN


-Pintu Tersembunyi-


Hari pun berlalu. Sekarang pun sudah tanggal 6 Oktiber. Tinggal 4 hari lagi menjelang peristiwa beberapa abad yang lalu. Karena kami berfokus mencari Harmony, Michi dan Misha, hanya sedikit informasi yang kami dapatkan. Pada hari ini, kami memutuskan untuk mencari kunci yang sedang dicari-cari oleh Devil hearts of the last century itu. 


Kami pun berpencar lagi. Aku, George, Danny dan Alicia mencari petunjuk di lantai 3 perpustakaan. Sedangkan Steven, Linguene, dan A.C mencari 'kunci' di dalam kamar Pak Banno dan mencari informasi yang berhubungan dengan hilangnya Harmony, Michi dan Misha.


Sesaat kami sedang mencari petunjuk di perpustakaan, aku pun mencari buku lagi. Biasa lah.. Gua gitu.. Pas lagi enak-enak baca, tiba-tiba . . . 

" BRUKKK.."

Tiba-tiba saja rak buku yang sedang dilihat Danny jatuh menimpanya. Langsung saja George dan Alicia menolongnya. Aku ? Aku hanya lihat doang. Yang membuatku tertarik adalah buku yang tadi terjatuh didekat kakiku. Buku itu adalah sebuah album tua. Di dalam album itu banyak sekali foto-foto bangsawan dahulu. George bukannya membantu Danny, dia malah menghampiriku yang sedang asik-asikan melihat foto tersebut.

" Wow.. Itu foto bangsawan-bangsawan dulu yo?? " kata George.
" Sepertinya iya. " kataku.
" Wahh.. Cantik banget.. Haha.. " kata George girang.
" Ukhh.. " Alicia sambil mencubit lengan George.
" Adududu.. Sakit tau !! " kesal George.
" Biarin, " kata Alicia.
" Lu kenapa sih ?! " kata George heran.
" Enggak !" bentak Alicia.
" Gak jelas lu.. " kata George.
" . . . . " kata Alicia speechless.

" Hoiiii... Nasibku bagaimana ini ?? " kata Danny yang sedang tergeletak di tumpukan buku-buku.
" Haha.. Sorry, sorry.. " kataku sambil membantu Danny.
" HUH!! " kata Alicia bersama George.
" Kalian kenape ?? " kataku heran.
" Au ah ! " bentak George.
" Ude.. ude.. Ehh.. " sahutku sambil melihat sebuah pintu tersembunyi di balik rak buku.
" Kenapa, ndy ?? " sahut Danny.
" Ada pintu, ayo kita coba masuk ! " kataku.
 " Ayo ! " kata Danny semangat.
" Enggak !! " bentak Alicia dan George.
" Ikhh.. lu berdua kenape sih ?! " bentakku.
" HUH ! " kata mereka sambil membuang muka.
" Lu berdua jangan buat gua marah dah ! " bentakku lagi.
" Tau ah.. " kata George gak peduli.
" Yo wes lah!! gua tinggalin lu berdua disini ! Perbaiki sikap kalian itu, baru nyusul !! " bentakku kesal.
" Kok lu jadi merintah gua sih ?! " bentak George.
" Emosi tidak diperlukan disini ! Yang diperlukan adalah kerja sama ! " bentakku lagi.


Akhirnya Aku dan Danny meninggalkan mereka berdua di perpustakaan. Sedangkan kami menuju pintu tersembunyi itu. Haha.. Mereka berdua speechless tuh.. Rasain.. Lagian coba-coba bentak Thady, kalah dah mereka. Hehe..


Keadaan George dan Alicia semakin menjadi-jadi. Perang dingin diantara mereka semakin membara. Sampai akhirnya Alicia berkata,
" George . . . " kata Alicia pelan.
" . . . " George speechless.
" Aku mau minta maaf . . . " kata Alicia.
" . . . " masih saja George speechless.
" Aku hanya kesal tadi . . . " jelas Alicia.
" . . . " masih saja George tidak mau bicara.
" Yasudahlah kalau kamu gak mau maafin aku. Gak apa kok. " kata Alicia.


Kemudian Alicia pergi menyusul Aku dan Danny. George hanya diam saja. Sedangkan Alicia hanya berjalan tak tentu arah. Padahal di dalam pintu tersembunyi itu banyak jalannya. Seperti labirin. Sambil menangis, Alicia terus berlari masuk ke dalam ruangan labirin tersebut. Sedangkan George hanya sedang duduk terdiam di perpustakaan.


Saat Aku dan Danny kembali ke perpustakaan, ku lihat George terdiam saja, sendirian tanpa Alicia. Aku pun menyapanya,
" Oi.. Gimana? sudah sadar ya ? " kataku.
" . . . " George pun tetap speechless.
" Hei, kenape lu ?? " heranku.
" Gak tau ah.. " jawab George gak semangat.
" Ckckck.. Dimana Alicia ?? " tanyaku.
" Au.. " jawab George singkat.
" Astaga. Lu masih ngambek juga ! " bentakku.
" Gua mau sendirian dulu. Tinggalkan aku sendiri sebentar disini. " kata George.
" Ei.. Lesu amat.. " kata Danny.
" Sudahlah, den. Kita tinggalin ajj dia disini sendiri. " kataku.
" Umm.. Baiklah, " kata Danny.


Kami pun meninggalkan George sendiri di perpustakaan. Sedangkan Steven, Linguene dan A.C sudah berkumpul di kamarku. Aku pun meminta hasil dari pencarian mereka.
" Bagaimana ?? " tanyaku.
" Betul apa kata lu, gue menemukan sebuah kunci emas, " jelas Steven.
" Bagus . . . Sekarang kita hanya tinggal menjebak pelakunya, " kataku.
" Pelaku ? Jadi itu bukan perbuatan hantu ? " kata Linguene.
" Jaman sekarang mana ada hantu sih, " kataku.
" Oho.. " kata Linguene.

" Teman-teman !!!!!!!!!!!! " teriak George dari tangga.

Aku dan yang lainnya pun segera menyusul George.
" Ada apa ??? " tanya A.C.
" Ayo !!!! " teriak George.
" Apa'an sih ?? Devil hearts ya ?! " tanyaku.
" Bukan !! Alicia dalam bahaya !! Firasatku mengatakan begitu !! " kata George.


Kami semua segera ke pintu tersembunyi itu. Di pimpin oleh George, kami mengikuti jejak Alicia, dan kami melihat dia . . . . 



-To be continue-



Apakah yang terjadi pada Alicia ??  Pasti penasaran kan.. Ikuti terus Meitantei Thady Jiken Note yak..


Salam " Thady & Author 1 "

Minggu, 15 Juli 2012

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 8

BAGIAN TUJUH

-Si Kembar Diculik ?!!-

Hari berganti hari. Tidak terasa sekarang sudah tanggal 4 Oktober. Pencarian kami tidak membuahkan hasil yang maksimal. Kami sama sekali belum menemukan Harmony. Aku pun semakin panik. George pun juga sepertinya sudah bingung harus bagaimana.


Apakah kami harus kehilangan Harmony ? 


Apakah kami akan mati disini ?


Kami pun merenung. Suasana tampak sepi sekali. Kami berkumpul di ruang tamu. Kemudian Pak Itto menyuguhkan makanan dan minuman kepada kami. George meminta Pak Itto memanggil Bu Hyaka dan Pak Banno. Akhirnya kami ber-13 berkumpul bersama di ruang tamu. 

" Kenapa ini ?? Saya lagi sibuk, " kata Pak Banno heran.
" Maaf pak, kami ingin mengorek informasi dari anda. " kataku baik-baik.
" Kan saya sudah bilang, saya tidak tahu apa-apa !" kata Pak Banno membentak.
" Ya udeh kek, selow ajj nape.. " kata George kesal.
" Hmm..." heranku.
" Sa-sabar, George.." kata Alicia menenangkan emosi George.
" Huh !" kesal George.

" Kok sikap lu panik gitu sih ?! Kayak ingin pergi ajj.. " kata Steven ikut kesal.
" Au tuh.. " kata George.
" Kalian ini, sudahlah.. Maafkan mereka ya Pak, " kata Alicia.
" Saya memang ingin pergi dari sini !! Puas kalian ! Saya tidak ingin terbunuh disini hanya gara sebuah kunci itu !!" kata Pak Banno sambil membentak-bentak.
" Kunci ?? " heranku.
" Ku-kucing maksudku !!!! " kata Pak Banno.
" Maaf saja, saya tidak mungkin salah dengar. Aku yakin bapak tadi mengatakan 'KUNCI' .." jelasku.
" Saya bilang kucing !! Sudahlah, saya ingin mengurus kebun dulu !" kata Pak Banno.

" Entah sejak kapan sikap-nya itu menjadi aneh sekali, " kata Bu Hyaka.
" Lho? memang dulu sikap-nya seperti apa? " kata Karen penasaran.
" Dulu dia itu baik hati, mungkin karena menyukai tanaman, sikap-nya menjadi lembut, " jelas Bu Hyaka.
" Uwaaa.. Baik hati dan tidak sombong, tapi kenapa sekarang begini yak ??" heran Karen.
" Saya juga tidak tahu.." kata Bu Hyaka.
" Padahal wajahnya lumayan keren lho.. Sayang sifatnya buruk.. " kata Alicia kecewa.
" Bukan saatnya mikirin cowok keren, Alicia !!" kata George marah.
" Iya.. Aku tahu.. Maaf.. " kata Alicia.

" Apalagi yang ibu ketahui tentang Pak Banno? Misalnya nama panjangnya, atau kesukaannya, " tanyaku.
" Hmm.. Saya tidak tahu banyak tentang dia, maafkan saya tidak bisa memberi informasi, " kata Bu Hyaka.
" Dia menyukai tanaman dan berbagai macam hewan, " jawab Pak Itto yang tiba-tiba menjawab dari belakang.
" termasuk 'KUCING' ?? " tanyaku.
" Ya. " jawab Pak Itto.
" Aku mengerti apa yang kalian pikirkan, kalian bertanya tentang kesukaan-nya karena ingin tahu tentang kucing yang tadi Pak Banno katakan, bukan? " kata A.C.
" Tepat sekali, " jawabku.
" Lalu, apakah bapak tahu detail semua ruangan yang ada di istana ini ?" tanya George.
" Tidak, yang menghafal semua ruangan di sini adalah Bu Hyaka, " jawab Pak Itto.

" Apakah ibu tahu dimana kamar Pak Banno ??" tanya George.
" Ya, ada di lantai dua di sebelah kanan. Nanti lurus saja, lalu belok ke kiri. " jelas Bu Hyaka.
" Terimakasih atas informasinya, " kata George.
" Sama-sama, " jawab Bu Hyaka. 
" Baiklah.. Sekarang kita cek kamar Pak Banno, " kata George.
" Selama kalian mencari, saya akan mencegat Pak Banno agar tidak masuk ke kamarnya, " kata Bu Hyaka.
" Tengkyu, Bu Hyaka. " kata George.
" Ya.. " jawabnya.

Kemudian Bu Hyaka dan Pak Itto pergi. Kami pun menuju kamar Pak Banno. Karena Michi dan Misha masih tidak enak badan, juga Danny yang harus menemani mereka, akhirnya yang melakukan pencarian adalah Aku, George, Alicia, Linguene, Karen, dan A.C. 


Sesaat kami menuju ke kamar Pak Banno, tiba-tiba . . . .


" KYAAAAAAAAAAAAAA... ARGHHHHHHHHHHH... " 


Teriak Michi dan Misha.


Danny pun segera berlari ke tempat kami. Dengan wajah pucat dia berkata,
" Teman-teman !! Hahh.. Hah.. " kata Danny tergesa-gesa.
" Apa yang terjadi ?! " tanya Steven heran.
" Mi-Michi dan Misha hilang !!! " kata Danny.
" HILANG ?! " teriak kami terkejut.
" Ya !! Saat aku sedang di dalam kamar, tiba-tiba mereka berdua berteriak, pas aku dobrak pintu-nya mereka udah gak ada, dan aku juga menemukan ini di meja rias, " kata Danny.
" Duhh.. Perasaanku gak enak nih.. " kataku.


Kemudian kami membaca secarik kertas yang di bawa Danny yang diambil olehnya dari meja rias di kamar Michi dan Misha.


Tertangkap lagi. Sudah ku bilang, cepat berikan golden key to the Heaven itu, kalau tidak kalian semua akan mati sia-sia disini. Haahaha..
ttd: Devil Hearts of The Last Century


" Lagi-lagi surat begini-an . . . " pikirku.


Bagaimanakah jadinya? Harmony saja belum bertemu, di tambah lagi dengan hilangnya Michi dan Misha. Sedangkan hari peristiwa tragis itu sudah dekat. Apakah yang harus kami lakukan??  


-To be continue-
 

Salam " Thady "

Jumat, 13 Juli 2012

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 7

BAGIAN ENAM

-Reaksi Lumilol ?!-

"Duh.. Bikin bingung ajj nih.." pikirku. 
Harmony diculik. Sebenarnya siapa sih, Devil Hearts of The Last Century itu?. Kalau ada yang tahu, kasih tahu aku dong. (#plak)


Aku benar-benar dibuat bingung oleh-nya. Pelaku-nya siapa? Maksud-nya golden key of the heaven itu apa? Kenapa Harmony yang diculik? Maksud-nya kertas itu apa? Motif si pelaku? Arghh.. Tepar ajj dah gua. 


Akhirnya kami terdiam sebentar. Lalu Linguene berkata dengan nada lemah.
" Ba-bagaimana ini ? " kata Linguene.
" A-aku tidak tahu.. " jawab George.
" Apa tidak ada yang bisa kita lakukan, Thady ?!" teriak Steven.
" Kalau gua tahu, gak bakal mendem begini tahu! " jawabku.
" Ung... Harmony.... Kamu dimana.... " kata Alicia cemas.
" MONY-CHAANNN~ Hueeee..." tangis Karen.
" Ja-jangan menangis Karen, " kata A.C sambil memberikan saputangan-nya pada Karen.
" Hiks.. Hiks... " sedu Karen.
" Sudahlah. Sekarang kita harus bagaimana? " tanya Danny.
" Oiya, dari tadi gua ingin ngasih tau-in lu pada. Nih.." kataku sambil menunjukkan buku diary yang aku temukan di perpustakaan.
" Lha?? Ape hubungan-nye buku diare sama penculikan Harmony???" tanya George.
" Gak tau dah.. Tapi mungkin ini berhubungan dengan kejadian beberapa abad yang lalu." jelasku.
" Yo wes lah.. Gua coba baca dulu." kata George.


Kami bergantian membaca buku diary tersebut. George pun mulai menyadari sesuatu.
" Hmm.. Ini aneh, halaman terakhirnya di robek.. " kata George.
" Iya, " sahutku.
" Hei, ada reaksi luminol di buku ini.. " kata A.C.
" ADA DARAH !!" kata kami semua.
" Hmm.. Buku ini menjadi sangat menarik.." kataku.
" Kalau dilihat-lihat sidik jari darah ini, seperti memegang buku, " kata George.
" Mungkin si pelaku memukul Pharos Peterson saat dia sedang menulis diary ini, " kata A.C.
" Bukan, dia memang sudah di bunuh, dan si pelaku sengaja memegang buku itu dan merobek sebagian halaman-nya, " jelas George.
" Yep.. Betul sekali. Darah ini mungkin milik seseorang dan sidik jari ini milik si pelaku, " jelasku.
" Sekarang kita tahu kalau peristiwa tragis itu adalah pembunuhan berencana ya!!" kata Alicia.
" Yoman, Alice.. " kata George.
" Wow.. Hebat.. Hanya dengan buku itu, kita bisa mengetahui kejadian beberapa abad yang lalu, " kata Steven kagum.
" Kan itu berkat gua.." kata George membanggakan diri.
" Jangan bangga dulu ! Masih banyak yang belum kita ketahui, " kataku.
" I-iya ya.." kata George.
" Sekarang kita coba cari informasi di perpustakaan itu ajj, " kata A.C memberi solusi.
" Betul juga.. Ayo !" kata George.


Kami segera ke lantai 3, yaitu ke perpustakaan. Kemungkinan besar kami bisa menemukan banyak informasi disana. Tetapi Misha dan Michi tidak mau ikut karena sedang tidak enak badan. Danny yang menjaga mereka. Akhirnya yang mencari informasi hanya Aku, George, Alicia, Linguene, dan A.C.


Pas sampai disana, kami mulai mencari sesuatu yang kelihatannya mencurigakan. Ternyata memang benar, bukan hanya di lantai 1 yang mempunyai reaksi luminol, tetapi juga di lantai 3 perpustakaan. Di tempat aku mengambil buku diary itu juga banyak ciperatan darah, juga di sebuah benda pajangan berbentuk seorang wanita berambur panjang dengan reaksi luminol di bagian alas dan bagian tengah. Aku mulai menyadari bahwa patung itu yang digunakan oleh si pelaku untuk membunuh. Yang masih membuatku penasaran, siapakah yang dibunuh dan siapa yang membunuh, dan apa motif si pelaku melakukan pembunuhan itu. Heuh.. Aku pusing.. Istirahat sebentar ahhh....


-To be continue-


Salam " Thady "

Rabu, 11 Juli 2012

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 6

BAGIAN LIMA

-Devil Heart of Last Century Muncul ?!
Bukan-nya Serius, malah menggombal ?! Harmony diculik ?!-

" Suara siapa itu ?! " tanya George.
" Jangan-jangan suara Thady ?! " cemas Alicia.
" Suara-nya berasal dari lantai 3, Ayo kita kesana !! " kata Michi.
" Danny, A.C, panggil yang lain-nya di dapur, kita kumpul di lantai 3 ! " kata George memimpin.
" Baik !, Ok, " kata Danny dan A.C.
" Yang lain ikut gua ! Cepat ! " kata George.


Mereka pun segera menuju lantai 3. Mereka segera mencari Thady di segala penjuru rumah. Kemudian mereka melihat Thady di dalam Perpustakaan. Tetapi yang mereka lihat. . . .

" Arghhhh !!! Gi*a !!! Mantab !! Ada komik jagoan neon (?) yang selama ini gua cari !!" teriakku yang sedang amat sangat gembira.
" kurang ajar lu.. !! Bikin panik orang ajj.. " kata George sambil memukul Thady.
" Duhh.. Sakit.. Sorry dah.. Ehh.. Gua menemukan hal yang menarik nih, " kataku.
" Apa tuh ?? " kata Danny penasaran.
" Ini buku harian. Disini banyak curhatan seseorang, " jelasku.
" Hee.. Thady ternyata suka buku diary toh, " ejek Steven.
" Tak tendang mental lu !" kataku kesal.
" Hahah.. Just Kidding gan.." kata Steven bercanda.
" Eh.. tau gak beda-nya kamyu dengan buku diary ??" tanya Linguene.
" Hadehh.. Linguene, ini bukan saat-nya menggombal tau !" kata Misha.
" Hahah.. Emang beda-nya apa ??" tanya Karen.
" Kalau buku diary kan nulis cerita di kertas, kalau kamyu nulis cerita dihatiku, " jawan Linguene.
" Jiahahaha. . . . " tawa Karen.
" Gua dong.. Nih, malam apa yang nakutin ?" tanya George.
" apa, apa ?" tanya Alicia balik.
" Malam-malamku tanpamu.. Asekkk.... " kata George jadi terbawa suasana.
" Oii..." kataku.
" Ehh.. Gua dong.. Pokok-nya lu jangan dekat-dekat bunga disitu yak.." kata Steven.
" Lho? Memang kenapa? " heran Michi.
" Nanti bunga-nya bisa layu.." jawab Steven.
" Kok bisa?! " tanya Michi penasaran.
" Ya kan nanti dia layu merunduk karena kecantikanmu... sekkkk.." kata Steven.
" Sik asik.... " kata Karen girang.
" Haduhh.. Heboh amat.. " kata A.C.
" Gak apa dong, A.C, " kata Karen.
" Aku juga pingin coba, nih, apa bedanya kamu sama gentong?" tanya Misha.
" Apa tuh?" tanya Linguene.
" Kalau gentong diisi air, kalau kamu diisi oleh cintaku.. Yesss..." kata Misha.
" Ooiiiii... Ini buku-nya gimane ?!?!" kataku kesal.
" A-aku boleh coba?" kata A.C malu-malu.
" Tentu saja, " kata Karen.
" Bahasa Inggris-nya aku cinta kamu apa sih ?" tanya A.C.
" I LOVE YOU, memang kenapa?" tanya Karen.
" Karena aku mau bilang I LOVE YOU too.."
" ASEKKKK DAHHH... " kata semuah-nya, kecuali aku dan Harmony.
" By the way, Harmony sama Thady kemana ya?" tanya Michi.
" Kalau Harmony Gua gak tau, tapi kalau Thady, noh orangnya lagi mojok, " kata Steven.

" Yaampun dah.. Gua dikacangin mulu... Nasib.. Nasib.." Pikirku.

" Ehe.. Sorry, dy, jangan terpuruk gitu lah.." kata Linguene.
" Heuh.. Jadi bete dah gua.. " kataku kesal

Tiba-tiba saja dari lantai 1 terdengar suara jeritan wanita. . .
" KYAAAAAAAAAAAAAAA~ . . . . . "

" Suara siapa lagi tuh ?! " tanya Steven.
" Itu suara Harmony !!! " kata Linguene.
" Ayo cepat kebawah !!! " kata George.


Sesampainya kami semua di bawah, Harmony sudah tidak ada di dapur. Kami mencarinya ke seluruh ruangan, tetapi tetap saja tidak ada tanda-tanda keberadaan Harmony. Lalu Pak Itto datang. Dia juga mendengar suara jeritan tersebut. kemudian disusul dengan Bu Hyaka dan Pak Banno.


Kami pun memakan kue yang baru saja dibuat oleh Harmony. Rasa-nya ? Lumayan lah.. Saat Linguene sedang memakan kue yang terakhir, ia hampir memakan secarik kertas yang ada di dalam kue tersebut.

" Lha? kertas apa'an nih? Puehh..." kata Linguene sambil mengeluarkan kertas itu dari mulutnya.

Linguene pun membaca kertas itu. . . . 


Permainan neraka akan dimulai, tumbal bagi Dewa sudah ditetapkan. Jikalau kalian ingin menyelamatkan gadis ini, serahkan golden key to the Heaven kepada-Ku sebelum peristiwa beberapa abad yang lalu, kalau tidak gadis ini akan mati ! dan kalian pun juga akan mati ! Hahaha..
ttd: The Devil Hearts of The Last Century.




Apa maksudnya ini ??? Kunci ? Kunci apa?? Lagi pula surat apa itu? kenapa bisa berada di dalam kue Harmony? Aku yakin pelaku-nya ada disekitar sini. Hmm.. Aku harus menemukan Harmony secepatnya dan mencegah peristiwa beberapa abad yang lalu sebelum tanggal 10 Oktober. Tetapi sepertinya aku tidak harus terburu-buru, masih banyak waktu sebelum peristiwa itu. Sepertinya pelaku mulai menunjukkan taring-nya. Mungkinkah ?


-To be continue-


Salam " Thady " 

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 5

BAGIAN EMPAT

-Diary dan Seorang Pembunuh- 

Di dalam buku diary tersebut, bertuliskan berbagai macam peristiwa. Aku pun agak heran, yeahh, mungkin karena aku tidak begitu suka curhat-curhatan. Melihat diary Pharos Peterson membuatku tidak enak. Tetapi aku penasaran dengan isi-nya. Untuk memenuhi keinginan hati-ku, aku pun membacanya. 


  • Pada tanggal 1 Jan 19XX
Saya pindah ke Inggris sesuai dengan keinginan kakek. Aku benci kakek, karena dia sering menghukum-ku. Tetapi aku tidak bisa pergi dari rumah, karena mungkin saja nanti aku bisa kehilangan takhta-ku.

  • Pada tanggal 4 Jan 19XX
Lagi-lagi kakek memarahi-ku. Padahal aku cuma ingin bermain dengan teman-teman sebaya-ku di luar. Saat aku bermain dengan teman baru-ku, tiba-tiba saja kakek datang dan memarahi-ku. Teman-ku pun ketakutan dan langsung berlari meninggalkan-ku. SENDIRI...


" Aihh.. Kagak ada yang lain apa ya? Intinya cuma berantem dengan keluarga dan kekesalan Peter terhadap kakek-nya. Boring amat.. " Pikirku.

Karena merasa bosan, aku pun melihat halaman yang lain.
 
  • Pada tanggal 30 April 19XX
Huh ! Saudara kandung-ku yang bernama Lice Peterson datang. Dia 6 tahun lebih muda dari-ku. Dia juga adalah cucu kesayangan kakek. Anak-nya sih baik. Bahkan aku jatuh cinta padanya. Tetapi aku benci padanya, karena kemauan-nya selalu dituruti oleh kakek. 


" Yaelah... " kataku kesal karena tidak ada informasi yang bisa aku dapat-kan dari buku tersebut. Akhirnya aku mencari halaman yang lain. 
 
  • Pada tanggal 2 September 19XX

Gila !! Aku bisa gila !!! Tahkta yang selama ini aku incar malah diberikan kepada Lice, bukan AKU !!! Rasa-nya aku ingin memBUNUH Lice !! ARGHHH !!!! AKU INGIN MEMBUNUH !!!! BUNUH !!!! Tetapi aku tidak mempunyai keberanian untuk membunuh-nya.



  • Pada tanggal 23 September 19XX

Semenjak Lice menjadi Ratu, aku serasa menjadi pelayan-nya. Tega sekali dia. Dia seenak-nya menyuruh-ku mengambilkan barang-nya, menyiapkan makanan-nya, mengurus tugas-nya. Emang dia pikir aku ini apa?! Babu-nya?! Tetapi selama Lice menjadi Ratu, aku tidak bisa membantah perintah-nya, apalagi dia itu cucu kesayangan kakek. 


  • Pada tanggal 30 September 19XX
Entah mengapa tingkah laku Lice menjadi aneh. Dia sering melukai orang lain. Dia juga sering mengigau melihat hal-hal aneh. Apa mungkin menjadi Ratu membuatnya gila?
  

  • Pada tanggal 3 Oktober 19XX
Aku ingin pergi !! Aku tidak ingin disiksa begini !! Lice menjadi sangat kejam. Dia sering melukai-ku dengan pisau dan cambuk, atau pun alat-alat disekitarnya. Kakek menyuruhku menjaga Lice, sedangkan pelayan yang lain dibiarkan pergi dari dalam istana. Apa-apa'an ini?! Hanya aku yang dibiarkan menderita disini. Aku ingin pegi dari sini !!!


  •  Pada tanggal 8 Oktober 19XX
ARGHHH !!!! Aku sudah tidak tahan lagi dengan siksaan ini !!! Akan kubunuh.. Ku BUNUH Lice !! Tidak akan kuampuni !! ARGHHHH !!!


" Tragis amat sih nasib lu, hmmm.. " pikirku. 
" Lho? tanggal 8, berarti tinggal 2 hari lagi menjelang peristiwa !! " kataku semangat.
" Hmm.. Lho? Tanggal 9 dan 10-nya tidak ada ?! Mana kertasnya robek lagi, " kataku.

Tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh. . . 
" Klontang. . . . . . . . " 

" Siapa itu ??" Sahutku.

 " ARRGHHHHH !!!!!! "



-To be continue-



Salam " Thady " 

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 4

BAGIAN TIGA

-Buku Diary di Perpustakaan Lantai 3-

" Yaelah.. Gua sendiri lagi. Kagak enak banget. Sabar ajj dah gua.. " keluhku.

Aku pun berkeliling di dalam istana tersebut. Yang lain ? Mane Gue tau..
Pokoknya yang Gua tahu, berpencar. Cari petunjuk. Selesai.
(#enggak ada niat nih anak..)


" Humm..  Bete tahu. Gua pikir bakal-an ada hal yang menarik gitu. Tahu-tahu enggak ada apa-apa. Mengecewakan nih. " dari tadi aku terus mengeluh. Sampai di saat aku sedang mencari, tiba-tiba . . . .

" DOO~RRR~ "  ada seseorang yang tiba-tiba mengagetkanku.
" Huaaa !! Hiatt !!! " dengan spontan, aku membanting orang tersebut.
" Woi.. Duh.. G*la.. Sakit Be*o.. " siapa lagi kalau bukan George yang sedang tergeletak di lantai karena tadi habis ku-banting.
" Sorry.. Gua kan gak tahu.. " kataku.
" Ishh... Nyut-nyutan nih.. " kata George kesakitan.
" Sorry dah..." kataku.
" Ckckck.. Ehh.. " kata Danny.
" Apa-an? " kata George.
" Kagak deh.. " kata Danny membingungkan.
" Kenapa sih lu? " tanya George bingung.
" Enggak... "
" Yo wes lah.." kata George membiarkan.
" Maaf, tuan-tuan.. Saat-nya makan siang, silahkan ke ruang makan. " kata Pak Itto.
" Yang lain-nya gimana?" tanya George.
" Teman-teman anda sudah menunggu di ruang makan. " jelas Pak Itto.
" Baiklah, kita sudahi dulu, nanti kita lanjutkan lagi, " kata George.
" Okey.." kata Danny.
" Hmm..." heranku.
" Kenapa, dy? Ayo..." ajak Danny.
" Ehh.. I-iya.. " Aku pun menyusul George dan Danny.


Di saat kami sedang makan, Aku memikirkan sesuatu yang aneh. Yahh.. Mungkin saja itu hanya perasaanku saja. Tetapi aku merasa tidak enak. Hari telah menjelang senja, aku pun memutuskan untuk beristirahat. Teman-teman yang lain juga merasa kelelahan. Seharian kami berpencar, tetapi kami tidak menemukan apa-apa. George sang ketua komunitas UIPMC juga mengerti kondisi kami. Akhirnya kami semua setuju untuk beristirahat dan melanjutkan pencarian sampai esok hari. 


Keesokan hari-nya, yaitu tanggal 30 Septerber 20XX. Kami pun melanjutkan pencarian. Yah.. Sama seperti kemarin. Kami tidak menemukan apa-apa. Kami pun berkumpul di ruang tamu untuk membicarakan gerakan apa yang akan kami lakukan setelah ini. Rasanya jalan otak sudah buntu. Tidak ada petunjuk yang mengarah ke peristiwa beberapa abad yang lalu.

" Gimana nih ? " tanya Alicia.
" Gua juga gak tahu. " kata George yang sudah putus asa.
" Arghh.. Lu jadi ketua gimana sih ?! " kata Steven menyalahkan George.
" Kenapa jadi nyalahin gua sih.. " kata George sewot.
" Sudahlah.. Jangan bertengkar. Lebih baik kan kita bekerja sama, " kata Alicia.
" Hoi ! gimana kalau kita bertanya lebih detail tentang peristiwa tragis itu." kata Danny memberi ide.
" Nanya ke siape ?? " tanya George.
" Tanya Pak Itto lah.." jelas Danny.
" Entahlah.. Gua gak yakin.." kata George.
" Bagaimana kalau kita cek yang di lantai tiga ? " kata A.C.
" Oiya ya.. Selama ini kita hanya cek di lantai dua. Good idea, A.C, " kata George.
" Haha.. Sok pake Bahasa Inggris lu.." kata Steven bercanda.
" Huh! " kesal George.
" Mending kita coba sekarang yuk.. Aku juga penasaran di lantai tiga itu ada apa." kata Michi.
" Ok deh.. Lho? yang lain pada kemana nih? " kata Alicia heran.
" Yang lain sedang belajar masak bareng Pak Itto dan Bu Hyaka, " jelas Michi.
" HAH?! Belajar masak?? " kata George, Alicia, Steve, Danny, A.C, dan Linguene berbarengan.
" Eh.. Thady kemana ya? " kata Alicia.
" Auu tuh.. Ngilang-nya cepat banget." kata Steven.
" Ehh.. Parah.. Mungkin saja dia lagi ke dapur lihat kue. " kata Michi.
" Gue ke dapur ya.. " kata Linguene.


Sedangkan itu di dapur.

" Huaa.. Gosong !!!! " teriak Misha.
" Enggak kok.. Cepat di balik pan cake-nya, " kata Harmony.
" Duhhh... Coklat-nya belepotan, Mony-chan.." keluh Karen.
" Karen, angkat Icing-nya agak tinggi.." saran Harmony.
" Ba-baik.. " kata Karen sambil mengikuti saran Harmony.
" Wahh.. Para wanita sedang membuat kue buat aqyu ya.. Thx yaa.." kata Linguene.
" Idihh.. Siapa lagi yang mau bikinin orang genit kayak lo.." kata Misha.
" Kok kasar banget sihh.. Cewek cantik tuh gak boleh berkata kasar tau. Gak maniszz.." kata Linguene.
" Ikhh.. Biarin ajj, " kata Misha sewot.
" Uwahaha.. Kalian ini lucu dehhh.." tawa Karen.
" Fufu.. Linguene mau coba? " kata Harmony.
" Uwaa.. Boleh.. Thx yaa.." kata Linguene.
" Bagaimana rasanya? " tanya Harmony.
" Pasti enak lahhh.." kata Karen.
" Yoman.. " kata Misha.
" Iya.. Enak bangetzz lho.." kata Linguene.
" Untunglah..." kata Harmony sambil tersenyum.
" Nahh.. Kayak Harmony dong.. Jadi cewek tuh manis kayak dia, " kata Linguene.
" Hiee?? " wajah Harmony memerah.
" Bhuu.. Kan kita harus punya jati diri sendiri tau! Bwekk, " kata Misha.
" Yuppy.." kata Karen.
" Yoman.. Eh.. Liat Thady gak? " tanya Linguene.
" Enggak tuh.." kata Misha.
" Waduh.. Tuh anak dari tadi enggak keliatan.." kata Linguene heran.
" Mungkin sedang menyelidiki sesuatu.." kata Harmony.
" Ato enggak dia ketangkep setan kali ya.. Khikhikhikhi.." kata Misha.
" Haha.. Ley to the bay lu.. Enggak mungkin lahh.." kata Karen sambil tertawa.
" Hahah.. JK gan.." kata Misha.
" Hhaha.. Kita kedepan yuk, " ajak Harmony.
" Ayok, " kata Linguene.


Sedangkan Aku sendiri sedang di lantai tiga. Aku penasaran dengan ruangan-ruangan di lantai 3. Di dalam istana ini ada 5 lantai, ditambah dengan loteng. Di lantai 3, aku menemukan sebuah perpustakaan raksasa. Banyak buku bersejarah disana, dan pastinya ada buku misteri juga, dan aku pun menyukainya. Mungkin selama aku membaca, mereka pasti sedang kebingungan. Sepertinya aku kabur nih.. 


Tetapi pencarianku membuahkan hasil. Aku tidak sengaja menemukan sebuah buku diary milik seorang laki-laki bernama Pharos Peterson. Yeah.. Dan aku yakin, buku ini ada hubungannya dengan peristiwa tragis beberapa abad yang lalu. Maybe yes, maybe no. Just try it..



-To be continue-
 

Salam " Thady "

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part 3

BAGIAN DUA

-Penghuni Istana Saat Ini- 

Beberapa abad setelah kejadian pembunuhan massal di istana tersebut. Tepat-nya tanggal 29 September 20XX,  komunitas UIPMC memutuskan untuk memecahkan misteri pembunuhan yang pernah terjadi di dalam istana tersebut. Kami pun setuju untuk menginap di istana itu, sekalian liburan gitu lho. Kami menginap disana selama 13 hari, yaitu sampai tanggal 11 Oktober..


Kami pun berangkat. Sesampainya disana, kami tertegun melihat istana yang amat megah dan amat terawat. Thady emm.. maksudku, Aku pun mulai penasaran.
" Ayo kita berkeliling !! " katanya.
" Yeah.. Mungkin saja kita bakalan ketemu SETAN.. khekhekhe.. " kata Steven.
" Kagak mungkin, bodoh.. " kata George.


Thady ehh.. Aku, George, dan Steven berlari mengelilingi istana itu. Di tengah perjalanan, Steven berkata.
" Heii.. Yang terakhir sampai jadi pecundang !! Haha.. HUAA !! " teriak Steven.
" Ada apa'an oiii ?!?! " kata George.
" Maaf.. Sepertinya saya mengagetkan anda... " kata seorang laki-laki yang tak di kenal.


Kemudian Alicia dan Michi menghampiri kami.
" Kalian ini lama sekali.. " kata Michi.
" So-sorry dah.. " kataku.
" Cepetan, penghuni-nya ingin bertemu dengan kita semua. " kata Michi menjelaskan.
" Silahkan lewat di sebelah sana.. " kata laki-laki tersebut.
" Emm.. Maaf, anda siapa ya? " kata Michi heran melihat laki-laki itu.
" Saya pelayan disini, nama saya Itto Yamatora, salam kenal.. " kata Bapak Itto.
" Lho? Bapak orang Jepang ya? " tanya Alicia.
" Ya.. Lebih baik bercerita di dalam, silahkan.. " kata Bapak Itto.
" Terimakasih.." kata Alicia.


Kami pun dipersilahkan duduk di ruang tamu. Disana terdapat tiga sofa besar mewah, sebuah meja besar, dan juga lampu cristal raksasa yang tergantung di langit-langit ruangan. Bukan hanya itu, mereka juga menyuguhkan dengan minuman dan juga makanan yang enak.


Di dalam istana itu hanya ditinggali oleh tiga orang. Yang pertama Bapak Itto Yamatora. Berumur 68 tahun. Dia adalah seorang pelayan yang tinggal di istana itu 6 tahun yang lalu. Dia selalu menjaga istana itu sesuai dengan pesan pemiliknya secara turun-temurun. Keluarganya telah mengabdi pada Keluarga Bangsawan Peterson, karena keluarga Yamatora berhutang budi kepada keluarga bangsawan tersebut.


Yang kedua adalah seorang pelayan wanita bernama Bu Sushie Hyaka. Berumur 48 tahun. Walaupun namanya ras Jepang, tetapi sebenarnya dia berasal dari Inggris. Dia menjadi pelayan di istana tersebut karena dia tidak memiliki tempat tinggal. Masa lalu-nya begitu kelam dan akhirnya memilih untuk tinggal di dalam istana itu bersama Pak Itto. Tetapi terkadang ia sering keluar dari dalam istana. Karena-nya ? tidak ada yang tahu ia suka pergi kemana. Dia sendiri tidak ingin menceritakannya.


Yang terakhir adalah seorang pengurus kebun bernama Bapak Banno. Nama lengkap-nya ? Aku juga tidak tahu. Dia seorang laki-laki berumur 26 tahun. Entah kenapa dia tinggal di istana tersebut. Katanya sih dia sudah lupa. Kami tidak mendapatkan informasi dari-nya, kemudian kami memutuskan untuk mencari informasi sendiri.


Selama kami berkeliling, tidak ada hal yang mencurigakan. Gerak-gerik pelayan di istana ini juga tidak ada yang aneh. Kami pun akhirnya berpencar untuk mencari petunjuk mengenai peristiwa tragis tersebut. Kami dibagi menjadi 5 kelompok, 1 kelompok terdiri dari 2 orang.
" Tentukan dengan hom pim pa ! " kata Alicia.
" Baiklah.... " kata George.
" Hom pim pa !!! " kata kami semua.


Akhirnya kelompok sudah ditentukan.
Kelompok 1 : Alicia ; dan Steve.
Kelompok 2 : George ; dan Danny.
Kelompok 3 : Michi ; dan Misha.
Kelompok 4 : Harmony ; dan A.C.
Kelompok 5 : Karen ; dan Linguene.


" Hei.. Gua sama siapa dong ?! " kataku protes.
" Haha.. Lu sendiri lah.. " kata Steven mengejek.
" Huh! Pada tega lu ya. Yo.. Gua sendiri aja dah.." kataku pasrah.
" Beneran nih? sama aku ajj.. " kata Alicia.
" Yo.. Gak apa kok.." kataku.
" Kenapa coba Aku sama Steve....." kataAlicia murung.
" Heh? emang napa? gak suka lu ? " kata Steven.
" Haha.. E-enggak kok.. sebenernya sih.. mauku bareng George.. " kata Alicia dengan suara kecil.
" HAH? tadi lu bilang apa?? " kata Steven.
" E-enggak!!!" kata Alicia dengan wajah memerah.


Akhirnya kami pun berpencar mencari petunjuk. Apakah kami bisa memecahkan misteri pembunuhan massal yang tragis itu ?? Penasaran kan? Pokoknya ikutin terus Meitantei Thady Jiken Note ye..
 

-To be continue-

 
Salam  "Thady and Author 1 & 2"