Rabu, 29 Agustus 2012

Story 2: Kasus Pembunuhan Berantai di Sebuah Kontrakan Kecil Part 2

BAGIAN SATU


-Waktu Liburan Telah Habis-

" Huaamm.. " aku menguap di hari pertama aku kembali ke sekolah.
" Ohayo, Kurokawa-kun, " sapa beberapa teman sekelasku.
" Ohayo, " jawabku singkat.


" Hoi, hari pertama masih nguap, " kata seorang laki-laki berambut hitam menyapaku yang tidak lain adalah George.
" Haha, wajar lah, kan hari pertama masuk sekolah, " kataku padanya.
" Uii!! Kalian!! Ohayo!! " teriak seorang laki-laki berambut coklat agak pirang menyapa kami yaitu Steve.
" Ohayo, " jawab kami.
" Oii, George, bagaimana, ada kasus lagi kagak??" tanya Steve pada George.
" Belum ada nih, " jawabnya.
" Kalau ada kasih tau yo, " kata Steve.
" Iye, " jawab George.


Pada saat pulang sekolah, seperti biasa kami berkumpul di markas UIPMC. Alicia, Michi, Misha, Karen, Linguene, A.C, Harmony, dan Danny juga ikut. Kemudian George melihat sepucuk surat di dalam kotak pos-nya yang isinya;


Apakah benar ini alamat kelompok University English Physicology and Mystical Community yang digosipkan dapat memecahkan misteri yang aneh itu??
Saya Kishimoto Vincent. Saya tinggal di xxx*, Nippon. Saya butuh bantuan anda sekalian. Ada hal aneh yang melanda rumah saya. Di rumah saya ada HANTU. Dapatkah anda membantu saya?

*Alamat dirahasiakan.


Setelah selesai membaca surat itu, tiba-tiba Steve berkata;
" Wahhh!! Akhirnya ada permintaan kasus juga, " kata Steve semangat.
" Haha.. Tumben lu senang ada permintaan kasus?? "
" Memang kenapa? Masalah buat loe?? " kata Steve.
" APA?! ngajakin berantem loe ?! " bentak George.
" Sudah.. Sudah.. Jangan berkelahi ! " bentak seorang gadis berambut hitam kecoklatan, Alicia.
" HUH! " kesal George.
" Bwekkk!! " ledek Steve.
" GRRR !!! " George mulai menggeram.
" Sudah!! " bentak Alicia.


Alicia pun memberitahukan kasus itu pada teman yang lain.

" Hee? Ada kasus?? " kata Danny yang sedang asik membaca koran pagi.
" Iya, " jawab Alicia.
" Asyikkk!! Kita jalan-jalan lagi !! " teriak Karen.
" Karen-chan, kita kesana bukan untuk jalan-jalan tahu, " kata A.C.
" Maaf.. " kata Karen.
" Kapan kita pergi kesana ?? " tanya Michi yang ikut mendengar pembicaraan.
" Aku belum tahu, nanti aku tanyakan pada George, " jawab Alicia.
" Kalau begitu aku akan memberitahukan pada yang lainnya, " kata Michi.
" Ok. "


Sedangkan itu, George dan Steve memanggil Thady yang sedang asik tidur-tiduran sambil baca novel misteri favoritnya sambil memakan snack coklat dan juga sambil meminum tropical juice kesukaannya.
" Oii.. " sahut George.
" Apeee ?? " jawab Thady panjang.
" Aa.... " speechless Steve.
" Thady, KENAPA TEMPAT INI SEPERTI KAPAL PECAH HAH?! " bentak George.
" Biarlah~ " jawab Thady seenaknya.
" BERSIHKAN SEGERA !!! " marah George.
" I-iya. Iya! " turut Thady.

Sambil membersihkan kamar anggota, George memberitahukan soal surat yang berisi perrmintaan kasus tadi kepada Thady.
" Lu mau ikut gak?? " tanya George.
" Males ah, " jawab Thady.
" Kenapa? " heran George.
" MALES, " 
" . . . . . . . " speechless George sambil memasang ekspresi geram.
" I-iya... G-gua ikut.. " turut Thady.

Sepertinya Thady mengerti maksud dari Ekspresi George ya. Hahahah.. :D

Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Nippon untuk menemui Pak Vincent Kishimoto, sang clien. Bagaimanakah kisahnya? Ikuti terus ya Meitantei Thady Jiken Note.


-To be continue-


Salam " Author 1"

Jumat, 17 Agustus 2012

Story 2: Kasus Pembunuhan Berantai di Sebuah Kontrakan Kecil

 -UIPMC : Kasus Pembunuhan Berantai di Sebuah Kontrakan Kecil-


PROLOG


Pada waktu itu, di negara Nippon, hiduplah sebuah keluarga yang harmonis. Mereka sangat bahagia. Mereka mempunyai 2 orang anak angkat dan hidup berkelebihan uang dan harta. Oleh karena itu, mereka menjadi orang yang sombong dan angkuh. Terkecuali kedua anak angkat mereka, Honda Rokudo dan Honda Rikuto. Mereka agak kesal dengan tingkah laku kedua orang tua angkatnya itu, Bapak Honda Kushimoto dan Ibu Honda Kurieya. Padahal sebelum mereka menjadi orang kaya, mereka hidup sangat bahagia walaupun keuangan mereka biasa aja. Tetapi sejak ayahnya menjabat sebagai orang penting di perusahaan besar, mereka menjadi lupa diri dan melakukan hal-hal seenak mereka.


Rokudo dan Rikuto tidak suka bersikap seperti itu. Mereka selalu berendah hati pada tetangga mereka. Mereka juga aktif menyelenggarakan kotak amal untuk orang-orang yang tidak mampu. Pastinya mereka juga menyisihkan sebagian harta mereka untuk amal ini. Tetangga-tetangga mereka sangat berterimakasih pada kedua bersaudara itu. Berkat Rokudo dan Rikuto, mereka dapat hidup berkecukupan. Sebagai ucapan terimakasih, mereka sukarela menjadi pelayan kedua bersaudara tersebut. Tetapi tetap saja, kedua bersaudara itu tidak mau menganggap mereka sebagai pelayan, melainkan sebagai teman.


Tetapi orang tua angkat mereka sangat membenci tetangga-tetangga mereka. Mereka beranggapan bahwa anak-anak mereka dipaksa untuk menyerahkan harta mereka ke semua rakyat miskin. Padahal hal itu Rokudo dan Rikuto sendirilah yang ingin berbagi pada rakyat yang kurang mampu.


Suatu hari, keluarga Honda mengalami krisis keuangan. Perusahaan besar yang dikoordinir Pak Honda bangkrut, membuat Pak Honda mengalami kerugian besar. Mereka pun meminjam uang ke berbagai orang agar tetap hidup berkelebihan. Bahkan Pak Honda sampai melakukan perjudian.


Tetapi Rokudo dan Rikuto tidak terpengaruh. Mereka sudah terbiasa hidup sederhana dengan rakyat-rakyat yang kekurangan. Maka, mereka pun bekerja untuk mencari penghasilan sehari-hari. Mereka bekerja sebagai petani, sebagai pengrajin rotan, sebagai peternak, sebagai pengrajut, dan sebagainya. Walaupun pekerjaan mereka sederhana dan tidak menghasilkan banyak uang, tetapi mereka bangga karena dapat menghidupi kebutuhan mereka sendiri tanpa harus meminta orang tua angkat mereka lagi.


Tetangga mereka juga sering membantu kedua bersaudara tersebut. Mereka terkadang membagi sebagian rezeki mereka untuk biaya makan mereka. Mereka juga menawarkan berbagai pekerjaan agar kedua bersaudara tersebut dapat bekerja dan mendapatkan rezeki dari mereka.


Setelah uang mereka cukup banyak, kedua bersaudara tersebut ingin membeli sebuah rumah. Sesaat mereka sedang menghitung hasil jeripayah mereka, tiba-tiba kedua orang tuanya mendobrak pintu tersebut.

       " Kalian, dari mana kalian mendapat uang sebanyak itu ?! " bentak ayahnya.
       " I-itu, kami bekerja sendiri ayah, " jawab Rikuto.
       " Sini !!! Berikan padaku !! " bentaknya.
       " Enak saja !! Ini uang kami !! " bentak sang kakak, Rokudo.
       " Kalian tinggal disini !! Makan disediain !!  Maka kalian harus bayar !! " bentaknya lagi.
       " Enak saja !! " bentak Rokudo.

Terjadilah perkelahian antara sang kakak, Rokudo, dengan ayahnya. Sedangkan ibunya sedang berusaha merebut uang itu dari tangan Rikuto.

       " Rikuto sayang, uang ini ibu ambil ya, " kata ibunya lembut.
       " Tidak mau !! Ini uangku dan kakak !! " bentak Rikuto.
       " Berikan pada ibu, anak nakal !! " bentak ibunya sambil merebut uang itu dari Rikuto.
       " Tidak mau !! Tidak akan kuserahkan padamu !! " bentak Rikuto.

Sedangkan itu, Sang ayah menyudut Rokudo. Ia pun mengambil benda keras dan memukul punggung Rokudo dengan sekuat tenaga. Sang kakak pun berteriak kesakitan.

      " Argghhh !!!! "
      " Kakak !!! " teriak Rikuto.
      " Serahkan uang itu atau dia akan mati !! " kata sang Ayah.
      " Lari, Rikuto !!! " teriak sang kakak.
      " Ka-kakak ?! " bimbang Rikuto.

Rikuto pun langsung mengambil kantung yang berisi banyak sekali jarum. Sejak dulu, Rikuto sangat suka dengan jarum dan benang. Dia ahli membuat rajutan, dan sekarang ia gunakan jarum itu. Ia lemparkan beberapa jarum itu, dan tepat mengenai bagian leher ayahnya. Seketika ayahnya terkukur kaku di lantai. Rikuto juga melakukan hal yang sama kepada sang ibu. Tetapi kedua orang tua yang tidak berperasaan itu dibiarkan hidup, karena Rikuto tidak mungkin membunuh kedua orang tuanya. Akhirnya sang kakak dapat diselamatkan oleh Rikuto.


Setelah itu, para tetangga yang melihat Rokudo terluka segera menolong dia. Rokudo dirawat di sebuah rumah sederhana yang asri. Sementara itu, Rikuto membeli sebuah rumah kecil didekat tempat dirawatnya Rokudo. Mereka pun hidup bahagia di rumah baru mereka.


Beberapa tahun setelahnya, tiba-tiba saja orang tua mereka datang ke rumah dua bersaudara itu sambil membawa pedangnya. Sang kakak yang saat itu sedang bekerja, meninggalkan sang adik sendiri di rumah. Diketuklah depan pintu rumahnya.

TOK .. TOK .. TOK ..

Dibukalah pintu itu oleh sang adik. 

       " Ya, siap- " kata-kata Rikuto yang terputus.

Tiba-tiba saja tanpa basa-basi, langsung saja sang ayah mengkibaskan pedangnya. Rikuto yang kaget langsung meloncat ke belakang. Sang ayah pun langsung mengejar Rikuto. Rikuto segera berlari ke luar rumah lewat pintu belakang.
 
 
Sang kakak, Rokudo, melihat Rikuto berlari. Ia segera menghampiri sang adik.

       " Hei, kau kena- " kata-kata Rokudo yang terputus.

Rikuto segera menarik Rokudo. Ia pun terheran-heran.
 
       " Oii.. Kau kenapa ?!?! " heran Rokudo.
       " A-ada ayah ingin membunuh kita !!! " jelas Rikuto sambil berlari.
       " A-apa ?! Kalau begitu, ayo kita ke tetangga kita untuk berlindung, " saran Rokudo.
       " Baiklah, kak, " kata Rikuto.

Mereka segera berlari ke rumah tetangga mereka dan menjelaskan apa yang terjadi. Setelah itu, para tetangga tersebut segera berkumpul di rumah tersebut untuk melindungin kedua bersaudara itu. Tetapi sang ayah tega membunuh tetangga-tetangganya sendiri.


Tinggal Rokudo dan Rikuto yang masih hidup dan sedang terpojok karena ayahnya. Rokudo berusaha untuk melindungi adiknya. Dan . . . .

       " Kak ?? " panggil Rikuto.

Dia melihat Rokudo tertusuk pedang ayahnya. Rikuto tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia takut sekaligus bimbang. Dia bingung harus melakukan apa. Perasaan kesal, benci, marah dan dendam bercampur aduk menjadi satu. Tetapi dia hanya tertegun melihat sang kakak yang sudah tidak bernyawa lagi.


Rikudo tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menyelamatkan Rokudo. Hanya satu yang terpikir di dalam hatinya. 

Akan ku bunuh orang-orang yang membunuh kakakku !!

Tanpa pikir panjang, Rikuto mengambil kantung kesayangannya yang berisi jarum-jarum untuk merajut, dan melemparkan jarum-jarum tersebut ke arah ayah dan ibu angkatnya itu. Mereka pun akhirnya MATI. 


Kakaknya mati, orang tua angkatnya mati, tetangga-tetangganya mati, Rikuto pun sendirian di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Akhirnya dia menulis sebuah surat wasiat.


Rumah ini adalah milik semua orang-orang yanng tidak memiliki dendam dan amarah. Kuserahkan padamu, orang yang akan menempati tempat ini selanjutnya. Jikalau kau melanggar, kutukan akan menghampiri kau dan keturunanmu yang singgah di rumah ini. Kau hanya boleh menggunakan rumah ini untuk mengadakan dana amal. 
 Jika tidak . . .
Matahari ada di sebelah barat rumah amal. Arwah-arwah akan bangkit kembali dari dalam tanah. Menerkammu dan kau akan mati.
 
 
Setelah itu, Rikuto menggali tanah yang luas dan dalam di belakang sebelah kanan halaman rumahnya. Kemudian ia mengubur tetangga-tetangganya, orang tua angkatnya, serta kakaknya ke dalam tanah tersebut. 


Setelah itu, ia mengambil pedang yang tadi digunakan ayahnya untuk membunuh kakaknya. Kemudian ia menusukkan pedang itu ke tubuhnya sendiri. Akhirnya Rikuto mengakhiri hidupnya dengan BUNUH DIRI. Pembunuhan itu menjadi tragedi bagi warga setempat, dan kemudian rumah itu tetap dibiarkan seperti sedia kala setelah pembunuhan itu.
 

Setelah bertahun-tahun, kira-kira 50 tahun berlalu, rumah itu dibiarkan begitu sejak pembunuhan. Ada seorang keluarga yang menumpang di rumah itu. Warga-warga yang lain tidak berani mendekat. Karena bagi mereka di rumah itu hanya ada tragedi yang mengenaskan.



-To be continue-
 
 
 
Salam " Author 1 "

Kamis, 16 Agustus 2012

Love Story in UIPMC Part End


Thady Story

Aku pun mengabari George tentang pengunduran diri Alicia. Makin tegang ajj nih kondisinya.
" George, Alicia gimana nih ??!! " tanyaku tergesa-gesa.
" Gimana apanya ?? " heran George.
" Alicia mau keluar dari UIPMC tau !! " bentakku.
" HAH ? Serius ?? " kata George gak yakin.
" Dua rius malahan, " candaku.
" Jangan bercanda ! Beneran gak tuh ?! " tanya George.
" Iye !! " jawabku.

-------------------------------------------------------------------------------------------

George Story

HAH ? Bohong kan, Alice mau keluar ??
Apa gara-gara gua kemarin kali ya??
I-iya juga sih, kayaknya ucapan gua kemarin keterlaluan.
Gua harus gimana nih ??
Gua harus bicara sama dia.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Alicia Story

Baju beres, barang-barang beres, Humm...
Aku sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah.
Sudah lama aku tidak kembali ke rumah orang tuaku di Inggris.
Selama bergabung dengan UIPMC, aku selalu pergi ke berbagai tempat.
Makanya, sekarang aku jadi kangen rumah.


Aku sudah putuskan akan keluar dari UIPMC.
Ungg.. George bagaimana ya? Aku kepikiran.
Humm.....

---------------------------------------------------------------------------------------------

George Story

 Gua pun langsung berlari ke rumahnya Alice.
Aku langsung mengetuk pintunya.

Tok. . Tok. . Tok. .
" Alice !! Lu di rumah ?!" teriak George.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Alicia Thinking

HAH?? George ?? K-kok dia datang ke rumahku ??
Aku pun segera membuka pintunya.

" Ke-kenapa ?? " tanyaku heran.
" Hahh.. Hahh.. L-lu beneran mau keluar ?? " tanya George sambil terengah-engah.
" I-iya, aku pikir kamu marah, jadi aku putuskan untuk meninggalkan UIPMC, " jelasku.
" Lu serius ?? "
" . . . . . " Aku hanya speechless.
" Jangan yak. " katanya.
" Lho? Ke-kenapa ?? " heranku.
" Jangan. " katanya.
" Ba-baiklah... " jawabku.

Aku mengerti yang dia maksudkan. Dia tidak ingin membicarakannya. Tapi hanya dengan dia berkata "Jangan" itu sudah cukup untukku. Itu artinya dia masih memikirkan aku. Kyaa~ Aku senang sekali.

 -----------------------------------------------------------------------------------------

George Thinking

Akhirnya dia gak jadi keluar dari UIPMC.
Masalahnya kalau dia keluar, rasanya sepi ajj gitu.
Kagak ada maksud laen kok. *Embrassing*
Ingat !! Gua gak mau membicarakan hal ini lagi.

----------------------------------------------------------------------------------------

Thady Thinking

Haha.. Kisah cinta Alice-chan dan George-kun kocak banget.
Pada akhirnya mereka tidak mau membicarakaannya. Jahaha...

Sebenarnya masih banyak kisah cinta di antara anggota UIPMC.
Kapan-kapan gua selidiki lagi ah~~ *iseng mode on*
By the way, gua kagak ada pasangannya nih.
Hem.. Gua sama siapa nih??
Bodo ah.. Nanti juga dateng sendiri.

--------------------------------------------------------------------------------------------

Author Bentak-bentak

" Yak.. Author 1 di sini !!! Heheh.." kata ane.
"Oii.. Gua jangan di tinggalin napa !! " kata Thady.
" Sudahlah toh, peranmu sedang sedikit di sini, " kataku.
" Makanya dibanyakin donk !! " bentak Thady.
" Ini kan kisahnya George dan Alicia, lu gak perlu di sini, " kataku.
" Bhuuu~ "

Ote deh, semuanya kembali seperti sedia kala. Kayaknya tuh Si George ngomel gara-gara lagi badmood yak ?? Yasudahlah, yang penting udah gak marahan lagi kan. Hehehe..

Di chapter berikutnya akan ada cerita misteri lagi.
(Thady: Akhirnya muncul juga giliran gua.)
Hahah.. Yoshaa!! Ikuti terus ya, Meitantei Thady Jiken Note!!
Cikat!! Cikat!! Kaboumm!! (?)


Salam " Author 1"

Minggu, 12 Agustus 2012

Love Story in UIPMC Part 1

Alicia Story

Hola~ Alicia disini.
Duh.. Sepi banget nih.
George pergi entah kemana. Sepertinya dia membenciku. Hiks.
Padahal aku ingin dia kembali.
Kenapa selalu saja begini. Menyedihkan banget.


Setelah kasus The Legend of Devil Hearts of The Last Century selesai,  aku merasa dia jadi semakin menjauh. Apa karena waktu aku terluka itu ? Kayaknya tidak mungkin dia menyesal sampai segitunya. Apa karena aku sudah berbuat salah ? Arghh.. Pokoknya aku ingin bicara denganya.


Tanggal 23 Desember, saat ini sekolah sedang libur, makanya aku mencoba untuk datang ke rumahnya. TING TONG. . . 

" Yo . . Siapa ?? " sahut George.
" I-ini aku, Alicia. " jawabku.
" Oo.. Kenape ? " tanyanya.
" Engg.. Ka-kamu marah y ?? " tanyaku ragu-ragu.
" Hah ?? keperluan lu kesini cuma itu ?? " tanyanya agak kasar.
" I-iya.. "
" Sudah, pulanglah ! " bentaknya.
" . . . . . "


Aku hanya terdiam dan pulang. Aku benar-benar bingung sekaligus sedih. Kenapa dia kasar sekali ?? Hiks.. Mau nangis rasanya. Kayaknya air mataku memang sudah menetes. Rasanya sakit. Aku memang sudah lama menyukai George. Tapi mungkin dia tidak menyadari perasaanku, dan mungkin dia sedang membenciku. Tetapi kenapa dia marah padaku ?? Apa sebabnya ?? Aku harus bicara dengannya. HARUS !!


Aku pun menghapus air mataku dan kemudian kembali lagi. Aku tahu ini namanya keras kepala. Tetapi aku tidak bisa kalau dia membenciku tanpa alasan. Aku harus tahu, apa penyebabnya dia marah padaku.  TING TONG . . .

" Apa lagi ?! " tanyanya dengan nada jengkel.
" Aku hanya ingin tahu kenapa kamu marah !! " kataku.
" Kagak ada apa-apa ! " bentaknya.
" Kamu kenapa sih ?! Setidaknya kamu bilang kenapa kamu marah, " kataku.
" Kepo banget sih ?! " bentaknya.
" Memang kenapa, aku gak bisa membiarkan kamu marah tanpa sebab ke aku tau !! Aku jadi menanggung dosa !! " bentakku.
" Oo !! " katanya sambil membuang muka.
" Sudahlah, kalau begitu maumu. Aku hanya ingin mengatakan satu hal, " kataku.
" . . . . " dia hanya terdiam.
" Aku minta maaf, walau kamu membenciku, walau kamu tidak menganggapku lagi, tetapi jika kamu kesusahan, aku akan ada untukmu, karena aku sayang padamu, " kataku sambil berjalan pergi.


Aku pun pulang ke rumah. Baru kali ini aku merasa kosong. Entah mimpi apa aku semalam. Kenapa jadi begini ?? Hummm . . . Rasanya sakit . . Sesak . . Kemudian aku bertemu dengan Thady di jalan.

" Oii, " sahutnya.
" . . . . " aku hanya terdiam. Entah apa yang ku pikirkan saat itu.
" Kenapa ?? Ada masalah ya?? " tanya Thady.
" Ti-tidak kok. " jawabku lesu.
" Ada masalah dengan George ya?? " goda Thady.
" E-enggak kok " jawabku malu-malu.
" Selow ajj, cerita saja ke gua, mungkin gua bisa bantu, " katanya.
" Umm.. Thady... "
" Ya ?? "
" George marah padaku ya ?? "
" Gua gak tahu. memang lu habis ngapain ?? "
" Aku juga gak tahu.. " kataku sambil menangis.
" Eehh?? Ja-jangan nangis.. Engg.. Angg.. Ti-tissue.. Tissue... " kata Thady sambil panik.
" Hihi.. Aku gak apa kok.. " kataku sambil tersenyum.
" Beneran nih ?? " tanya Thady.
" Iya, oiya, Thady, tolong jaga George ya.. "
" Lho ?? memang kenapa?? " kata Thady bingung.
" Aku mungkin akan keluar dari UIPMC, " kataku.
" APA ?? KENAPA ??? " heran Thady.
" Karena George tidak mau menerimaku lagi, " jawabku.
" A-alicia ?? "
" Sudah ya, "


Aku pun pergi meninggalkan Thady. Aku sudah pasrah.

------------------------------------------------------------------------------------------------

ThadyThinking

Waduh, Alicia kenapa tuh ?? Pikirannya kemana-mana. Gua ingin banget bantu dia. Tapi nanti takutnya disangka ikut campur. Lagi pula gua males ngurusin beginian. Mendingan gua baca komik dah di rumah. Tapi gua gak tega juga sama dia. Sudah ahh, gua lihat ajj perkembangannya nanti.

-----------------------------------------------------------------------------------------------

GeorgeThinking

Arghhh !! Kenapa jadi gini sih ?! Benci gua jadinya !!
HUH.. Capek ahh gua, gua gak ngerti cara pikir cewek.
Ya gini lah, ya gitu lah, rempong banget dah..
Sekarang lagi nih si Alice main tembak ajj.
Gua harus jawab apa coba ? Tolak gitu ??
Gak tega gua, gini-gini gua masih punya hati.
(#hati apa? hati ayam, hati sapi ?? ehh, itu ati ya??)

Hum... Gua bingung harus gimana. Gua marah sama dia kenapa ya?
(#yehh.. Malah nanya balik)
Geezz.. Au ah. Bodo amat !!!


-------------------------------------------------------------------------------------------

Thady Message

 Hoiii.. Apa kabar nih semuanya, baik-baik ajj kan ??
Sori nih, belum ada bahan cerita, jadinya gua ceritaiin dah kisah cintanya Alice-chan dengan George-kun. Kasihan amat ya Alicia. Sabar ya nak (?).


Oke deh, gua belum tahu nih perkembangannya bagaimana. Apakah mereka bisa baikan atau tidak itu tergantung usaha mereka dan berkat dari Yang Maha Kuasa (#kenapa jadi pelajaran agama ya?). Yahh.. Itu sih kalau mereka mau bicara.


Yep, sekarang soal kasus story ke-2 akan dirilis beberapa minggu lagi. (#Sekarang Author sedang berjuang mati-matian mencari bahannya sampai deadline berakhir. Kasihan..) Emm.. Ada yang mau ditanyakan??
  • Q : " Story ke-2 nanti judulnya apa nih ?? "
    A : " Oho, itu masih rahasia~ " #PLAK
  • Q : " Apakah nanti Alicia akan keluar dari UIPMC ?"
    A : " Entahlah, pokoknya kita doakan saja semoga dia membatalkan niatnya ya, "
  • Q : " Apa nanti akan ada karakter baru ?? "
    A : " Pasti ada, "
  • Q : " Kasih trailernya dong, "
    A : " Ini cerita, mana ada trailernya !!"
    Q : " kali ajj ada trailernya, heheh.. Maksudku rangkumannya. "
    A : " Ehehe.. RAHASIA ~ " #PLAK. Makanya ikutin terus MTJN ya!

Baiklah seisi pertanyaan kali ini kita sudahi dulu ya. Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
Sayonara~


-To be continue-
 

Salam " Thady "

Rabu, 01 Agustus 2012

Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century Part End

BAGIAN AKHIR

-Topeng yang Terlepas-

" Devil Hearts masuk ke pos empat !! " teriak George.


Alicia pun bersiap di tempatnya. Aku juga sudah siap. Saat George masuk ke dalam kamar, Alicia pun segera menutup pintunya. Di dalam pos empat hanya ada Aku, George, dan Si Devil Hearts.

" So, elu ya yang ngirim surat gak jelas, menculik teman-teman kami, dan membuat gaduh istana ini ?? " tanyaku serampangan.
" Iya~! Kalian menjebakku ! Mana golden key to the heaven ?! " kata Devil Hearts dengan nada nge-scream gitu.
" Kasih tau dulu dimana teman-temanku, Pak Itto, " kataku.
" HAH ?? PAK ITTO ??!! " kagen George.
" Benar kan ?? " tanyaku.
" Baiklah, saya mengaku. " kata Devil Hearts.


Ia pun membuka jubah dan topengnya. Ternyata memang benar yang di balik topeng itu adalah Pak Itto.
" Kok lu bisa tau ?? " tanya George.

" Banyak bukti yang gua temukan, dan semuanya cocok dengan Pak Itto. Contoh, Pak Itto adalah orang yang paling lama tinggal disini. Dia pasti tahu semua ruangan yang ada di istana. Lagi pula yang paling berhubungan dengan anggota keluarga Peterson cuma dia saja. Itu yang membuat gua curiga.
Yang kedua, gua menemukan sidik jari di pintu rahasia. Nahh.. Sidik jari itu cocok dengan punya Pak Itto. Gua ngambil sample sidik jari dari barang-barang yang biasa disentuh. " jelasku.

" Terus, motifnya apa ?? " tanya George.
" Kalau perkiraanku tidak salah, motif si pelaku adalah untuk memaksa kita mencari kunci itu, " jawabku.
" kunci emas ini ?? Maksudnya ?? " tanya George.

" Kunci yang disebut-sebut golden key to the heaven itu maksudnya adalah kunci emas menuju surga. Surga bagi manusiawi adalah harta mewah seperti emas, dan kunci itu yang menjadi kunci untuk membuka ruangan yang penuh dengan emas. Gua sudah pernah kesana dong. " jelasku.

" Benarkah itu, Pak Itto?? " tanya George.

" Ya, saya mengundang anda untuk membantu saya untuk menemukan kunci tersebut. Tetapi ternyata kunci itu malah diambil oleh Pak Banno. Karena saya tidak mungkin menceritakannya kepada anda, makanya saya melakukan ini semua. " jelas Pak Itto.

" Kenapa tidak mungkin anda menceritakaannya pada kami ?? " tanyaku.

" Emm.. Itu.. " ragu Pak Itto.
" Apakah Pak Itto takut jika harta itu kami ambil ?? " tanyaku.
" I-iya. Saya sudah berjanji dengan keturunan bangsawan terdahulu, " jawab Pak Itto.
" Janji menjaga harta ya ?? " tanya George.
" Ya. " jawabnya.
" Kalau begitu masalah sudah selesai kan ? Sekarang dimana teman-teman kami ? " tanyaku.
" Berikan dulu kunci tersebut, " kata Pak Itto.
" Tidak, kalau anda belum memberitahu dimana mereka, " jawabku.
" Kalau begitu, "


Kemudian Pak Itto menyergap George dan loncat dari jendela. Gi*a, tuh orang sudah gak waras ya? Main loncar dari lantai 2. Aku pun ikut loncat. Tak akan gua biarin George ketangkep. Lho ?? Hilaaaanggg~~ (sambil jatuh*)


" HUP . . . "


Aku di tangkap oleh Pak Itto yang sedang bergelantungan di tali.

" Anda tidak apa-apa, tuan Thady ?? " tanyanya.
" I-iya.. " jawabku lemas.

Akhirnya aku dibawa ke atas loteng. Diatas sana ada Harmony, Michi, Misha dan George.

" Kalian tidak apa-apa ?? " tanyaku.
" Iya, kami baik-baik saja, " kata Michi.

Aku pun melihat selembar kertas tergeletak di bawah dekat kakiku. Saat ku lihat, ternyata isi kertas itu adalah surat wasiat. Isinya adalah penyerahan surat tanah, harta, dan janji dari keturunan Peterson kepada keluarga Pak Banno.


" Bukankah surat tanah ini milik Pak Banno ?? " tanyaku.
" Iya. " jawab Pak Itto.
" Jadi yang harusnya memiliki kunci itu bukan bapak dong ?? " tanya George.

" Iya, maafkan saya. Tanah, harta, janji perdamaian, dan kunci tersebut seharusnya dipegang oleh Pak Banno. Tetapi saya juga memiliki janji secara turun-temurun yang berisikan tidak akan menyerahkan harta tersebut kepada Pak Banno. " jelas Pak Itto.

" Janji Pharos Peterson ya ?? " tanyaku.
" Dari mana anda tahu ?? " heran Pak Itto.

" Dibuku tertulis, bahwa keluarga anda dengan Pharos Peterson saling berteman baik, dan keluarga anda bersumpah akan terus menuruti perintah dari Pharos Peterson. Dikarenakan Pharos Peterson adalah seorang anak yang tidak pernah dianggap oleh keluarganya sendiri. Maka keluarga anda merasa iba dan terus mengapdi kepadanya. Dia berpesan 'Jangan berikan hak saya pada Lice'. Hak Phoros adalah hartanya yang berlimpah. Sedangkan menurut buku harian Pharos, Lice adalah anak yang menjadi Ratu di dalam keluarganya, salah satu keturunannya adalah Pak Banno, " kataku.

" Tepat sekali, analisis yang baik sekali, tuan Thady, " puja Pak Itto.
" Hehe.. Thanks.. " kataku.
" Jadi, apakah anda juga sudah memecahkan kasus beberapa abad yang lalu ?? " tanya Pak Itto.

" Sudah. Nahh.. Pertama reaksi luminol di ruang perpustakaan. Diduga, darah itu adalah darah Pharos Peterson dengan Lice Peterson yang sedang memperebutkan kunci itu. " jelasku.

" Lho?? Kunci ini juga ada reaksi luminol ??" heran George.

" Iya, aku bisa tahu kunci itu ada reaksi luminol karena patung yang ada di ruang perpustakaan. Patung gadis berambut panjang itu lho. Patung itu sepasang dengan kunci itu. Yang membunuh semua keturunan Peterson adalah Pharos Peterson sendiri. Dia memiliki dendam terhadap keluarganya sendiri yang telah mengabaikannya. Kemudian karena sakit hati, mungkin, dia membunuh dirinya sendiri, di loteng ini, itulah motif dari pembunuhan tragis beberapa abad yang lalu, betul kan, Pak Itto. " jelasku.

" Ya, selamat. Kalian telah berhasil mencegah pembunuhan tragis beberapa abad yang lalu. Selamat tinggal. " kata Pak Itto.

Kemudian dia loncat melalui celah loteng, tanpa tali.


" Hupp.. D-dapat.. " kataku.
" Kenapa anda menolong saya ?? " kata Pak Itto.
" Harusnya gua yang nanya, kenapa bapak berniat bunuh diri ?? " tanyaku.
" Sudah jelas kan, saya gagal menjaga wasiat Pak Peterson. " jelasnya.
" Tapi kan tidak perlu sampai bunuh diri, ukhhh.. " kataku.
" Tetapi saya harus menyerahkan harta saya yang paing berharga jika saya tidak berhasil menjaga wasiat dari tuan Peterson, " jelas Pak Itto.
" Itu maksudnya, jika anda sudah berhasil mengerti isi surat wasiat itu, dan membuka pintu rahasia tersebut, anda mempunyai tugas baru lagi, " kataku.
" Tu-tugas?? " tanyanya.

" Ya, keluarga Peterson adalah keluarga yang tidak memandang rakyat lemah, hanya Pharos Peterson yang peduli dengan rakyat kecil, itu tertulis di buku hariannya. Maksudnya Pharos Peterson menyisakan hartanya, sampai mempertaruhkan nyawa dan keluarga untuk melindungi harta itu adalah agar kelak nanti yang menemukan harta itu dapat menggunakannya untuk berbagi dengan sesama, agar semua orang termasuk rakyat-rakyat kecil dapat BAHAGIA, ingat itu Pak Itto, itulah tugas anda sekarang, jadi anda tidak boleh mati !! " teriakku.

" Terima kasih, anada telah menyadarkan saya. " kata Pak Itto.
" Sudahlah, itu nanti saja, gua sudah gak kuat lagi, " kataku.
" Ku bantu, " kata George.


Akhirnya Pak Itto mengakui kesalahannya, kemudian menyerahkan harta itu pada Pak Banno. Pak Banno pun membagi harta itu kepada rakyat-rakyat kecil. Kami juga dapat lho. Untunglah semua dapat berbahagia.


Saatnya kami kembali ke markas nih. Sudah tanggal 10 Oktober, waktunya kami pulang. Kami pun berpamitan kepada Pak Itto, Pak Banno, dan Bu Hyaka. Pengalaman kami di istana ini tidak akan kami lupakan. Lumayan dapat uang dari hasil pemecahan misteri. Emasnya banyak euy.


-The End-


---------------------------------------------------------------------------------------------------

Akhirnya Story 1: The Legend of Devil Hearts of The Last Century selesai juga. Lumayan banyak nih chapternya. Aku capek ngetiknya. (=w=)b Tapi yang penting selesai kan. Bagaimana menurut kalian, ceritanya menarik kan?? Semoga kalian menyukainya ya.

Di Story 2, aku belum tahu mau bikin cerita seperti apa. Kayaknya Thady DKK lagi kelelahan setelah kasus kemarin. Jadi aku akan mengumpulkan datanya agak lama.

OK deh.. Saatnya Author 1 pamit dulu. Si Author 2 gak tau nih kemana. Ngilang ditelan angin. Sampai bertemu lagi di chapter selanjutnya. Terimakasih sudah membaca blog ini, dan maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan dihati para pembaca. Sayonnara~



Salam " Author 1, Alicia "