Kamis, 25 Oktober 2012

Story 2: Kasus Pembunuhan di Sebuah Kontrakan Kecil Part 5

BAGIAN EMPAT


 -Kesalahanku menjadi berarti-

" Apa yang terjadi ?? " heranku.
" Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saat kami datang sudah begini. " kata Linguene.
" Dia baru meninggal. Kira-kita 30 menit yang lalu. " jelas George sambil memeriksa keadaan mayat tersebut.
" Apa kita harus menghubungi polisi?? " tanya A.C.
" Ya, karena ini bukan urusan kita. Tugas kita hanya melindungi Pak Vincent dan keluarganya. " jelas George.
" Hmm.. Menarik.." 


Beberapa saat kemudian polisi datang. . .

" Baiklah, kami akan segera meng-evakuasi korban, " kata seorang polisi yang baru saja datang.
" Mohon bantuannya, " kata George.
" Ya. Jika ada sesuatu, segera laporkan pada kami. "
" Baik, pak. Terima kasih. "


Setelah melakukan evakuasi, polisi itu pun pergi. Mereka segera kembali ke rumah Pak Vincent dan melaporkan hal ini.

" Apa?! Wanita yang tinggal di rumah itu meninggal ?! " kaget Pak Vincent.
" Ya, apakah bapak mengenalnya?? " tanya George.
" Tentu saja!! Dia adalah teman kecil saya. " jelas Pak Vincent.
" Hmm.. " gumam George.
" Ada yang kau pikirkan, George?? " tanya Steve.
" Tidak... Tidak untuk saat ini, "
" Oiya, yang pertama kali melihat mayat wanita itu di rumahnya, siapa?? " tanya Steve.
" A-aku, " jawab Michi.
" Kenapa kalian bisa berada di TKP?? " heran Steve.
" Kami mendengar jeritan, makanya kami langsung saja melihat keadaannya. " jawab Michi.
" Hmm.. Kita baru mengetahui bahwa itu kasus pembunuhan. " jelas Steve.
" Ya. . . " ucap George.
" Ada yang kau pikirkan ya ?? " tanya Steve.
                  KRAUKK. . . KRAUKK . .
" Emm.. Mungkin hanya perasaanku saja. . . " gumam George.
                  KRAUKK. . . KRAUKK . .
" Serius?? Kali aja isi pikiran lu bisa jadi petunjuk. " ucap Steve.
                  KRAUKK. . . KRAUKK . . 
" Emm.. Yang gua pikirin sekarang itu, THADY LU BERISIK BANGET SIH ?! BISA DIEM GAK ?! " bentak George yang sudah mencapai puncak.
" Nyem ?? " pandangku dengan mata berbinar-binar.
" Grr. . . KELUAR SANA! HABISKAN KERIPIK LU ITU DULU, BARU BOLEH BALIK! " bentak George sambil menendangnya keluar rumah.

                  TUINGGG. . . . . BRUKK. . . .
" Nyahh.. Hiuksirr.. (translate: Yah, diusir) " kataku.
" Henyaknya Hngaphain nya?? (translate: enaknya ngapain ya??) " gumamku dalam hati.
" Khenyiying-khenyiying ahh~ (translate: keliling-keliling ah) " girangku.


Aku pun terpaksa berkeliling di perdesaan itu. (Siapa yang maksa ya?). Hmm.. Memang desa yang indah. Pemandangan sawahnya hijau membentang. Udaranya sejuk. Rasanya tenang sekali. Aku pun terduduk di bawah pohon yang rindang sambil memakan keripikku. Seandainya saja tidak ada pembunuhan tragis yang terjadi 50 tahun lalu, mungkin desa ini akan menjadi desa yang damai dan tenteram. Dan warga di desa ini pasti hidup bahagia.


Tidak terasa aku tertidur di bawah pohon itu. Huaa.. Sudha jam 7 malam. George dan yang lainnya pasti menghawatirkan aku. Aku pasti dimarahi nih. Aku harus cepat kembali.

" Gua balik, " kataku.
" Haduhhhh... Kamu habis dari mana saja, Thady?! " khawatir Alicia.
" Ma-maaf.. "
" Kami semua menghawatirkanmu tahu! " kata Michi.
" Iye, iye, maaf. "
" Wah, para cowok sekarang sedang kebingungan mencarimu. " ucap Karen.
" . . . . . "
" Sudah, sudah, Thady, ayo makan. Kamu belum makan kan? " kata Harmony.
" Te-terima kasih. Maaf merepotkan. " kataku.
" Sudah tidak apa-apa. " senyum Harmony.
" Oho.. Kamu sudah kembali nak? " kata Pak Vincent.
" Iya, maaf merepotkan. " kataku.
" Iya, tidak apa-apa. "

Beberapa saat kemudian, George, Steve, Danny, Linguene, dan A.C datang.

" Hosh.. Hoshh.. Apa Thady sudah kembali??? " tanya George.
" Sudah.. Dia ada di dapur. " kata Alicia.
" Benarkah?? Syukurlah.... " lega George.
" Wahh.. Ternyata kamu perhatian juga ya. " ledek Alicia.
" Ti-tidak!! Ma-mana mungkin kan! " malu George.
" Hihihi... " tawa Alicia.

" Bagaimana??? Thady ada?? " tanya Steve.
" Dia sudah kembali, dan sekarang sedang makan. " jawab George.
" Kita dikerjain ya?? " kesel Linguene.
" Bikin repot orang aja dia! " kata Danny.
" Jangan begitu. Dia pasti punya alasan sendiri. " jelas Alicia.
" Benar apa kata Alice. " ucap George.
" Ngebelain Thady nih?? Tadi lu yang marah-marah ke dia. " ledek Steve.
" E-enggak lah!! Ngapain lagi!! " gengsi George.


Sedangkan itu, Thady. . . .

" Gua sudah selesai makan, terima kasih. " kataku lesu.
" Sama-sama. " kata Harmony.
" Maaf merepotkan. " kataku.
" Gak kok, kenapa minta maaf?? " heran Harmony.
" Gua pergi dulu. "

Thady pun berjalan ke ruang tamu. Tempat George dan yang lainnya berkumpul.

" Thady?! " ucap George.
" Lu kemana aja selama ini ?? " tanya Steve.
" Maaf, gua tadi ketiduran. " kataku.
" Ahh! Bikin capek orang aja lu!! " bentak Danny.
" Harusnya lu bilang dong! Kan jadinya gue gak khawatir ampe capek begini. " kata Linguene.
" Sudah.. Sudah.. Begitu saja dijadiin masalah. " kata A.C.
" Bener tuh, masa lu pada kalah dewasa sama junior sih?? " ejek George.
" Sudah ah! kok jadi berantem sih?? " kata Alicia.
" Maafin gua, " kataku sambil menangis.


-To be continue-



Salam "Author 1"

Rabu, 24 Oktober 2012

Story 2: Kasus Pembunuhan Berantai di Sebuah Kontrakan Kecil Part 4

BAGIAN TIGA


-Jeritan di sebuah Rumah-


" Hmm.. Jadi begitu kejadiannya. Kira-kira sudah 50 tahun berlalu ya, Pak? " tanya George.
" Ya begitulah. Makanya saya takut jika kutukan itu benar-benar terjadi. " kata Pak Vincent.

" Kutukan ya?? " tanya seorang anak laki-laki yang sedang asik memakan keripik-nya.
" Thady, kerjamu hanya makan aja, yang serius napa, " bentak George.
" Iye, iye, gua dengar kok. " kata Thady yang masih asik dengan keripik-nya.


Mereka pun berkeliling di sekitar rumah tersebut. Awalnya rumah yang di tempati Pak Vincent dan keluarganya itu hanya dikontrakan/disewakan saja. Tetapi karena Pak Vincent memiliki uang cukup banyak, akhirnya ia memutuskan untuk membeli rumah tersebut.

" Rumah yang cukup bagus untuk usia 50 tahun ya? " kata Steve.
" Iya. . . " kata George.
" Kraukk.. Kraukk.. "
" . . . . . Thady!! bikin takut orang aja lu! " bentak Steve yang agak kesal dengan suara keripik-nya Thady.
" Emang gua setan apa. Tega lu. "
" Tapi suara keripik loe itu kayak apaan tau, tau! " kesal Steve.
" Udalah.. Keripik aja pake dipermasalahin. " kata George tenang.
" Tumben lu tenang banget, biasanya kan-"
                     BLETAK!
" Ughhhh!!! Sakit George!! " erang Steve karena kepalanya dipukul oleh George.


Sedangkan itu, Alicia, Karen, dan Harmoni sedang berbincang-bincang di ruang tamu.

" Hei, kita ngapain ya?? " tanya Alicia.
" Kita masak yuk, mau gak? " tawar Harmoni.
" Ndak mau!! aku maunya makan-nya, bukan masak-nya. " kata Karen.
" Masa makan sih?! " heran Alicia.
" Hehe.. Oiya, Mony-chan, tadi Michi dan Misha kemana?? " tanya Karen.
" Hmm.. Aku juga kurang tau, " kata Harmony.
" Kalau begitu, kita cari Michi dan Misha saja yuk! " ajak Alicia.
" Ayo, " jawab Karen dan Harmony berbarengan.


Sedangkan itu, Michi, dan Misha sedang asik berjalan-jalan dengan Linguene, Danny, dan A.C di sekitar perumahan.

" Uwaa~ Udara disini segar ya. " girang Michi.
" Namanya juga daerah perdesaan, ya pasti segar lah. " jelas Linguene.
" Danny, kita jalan-jalan ke sawah disebelah sana yuk, " ajak Misha.
" A-ayo! " gugup Danny.
" Kok jawabnya gugup begitu ?? " heran Misha.
" Hahah.. Danny kegirangan tuh diajak jalan bareng Misha, kan Danny SU- " perkataan Linguene terpotong karena mulutnya disumpel oleh Danny.
" Su? " bingung Misha.
" Sukiyaki~ " canda Michi.
" Susu kedelai~ " ucap Misha.
" . . . . . . " kicep Linguene dan Danny. (*dipikir Misha sule kali ya? susu kedelai)\


Sedangkan itu, George, Steve, dan Thady sedang asik berkeliling di sekitar rumah Pak Vincent. Mereka sudah beberapa kali berputar-putar ditempat yang sama, tetapi tetap saja tidak menemukan petunjuk apa-apa.


Selain itu, Alicia, Harmony dan Karen juga tidak menemukan apa-apa.


Beda hasil dengan Michi, Misha, Linguene, A.C dan Danny. Sesaat mereka sedang asik menjelajah.

" Hei, kita balik yuk, " ajak Linguene.
" Ayo, aku juga udah capek jalan nih, " keluh Misha.
" Yasudah, ayo kita kembali, " kata Danny.
" A-aku juga sudah lapar, " sahut A.C.
" Wah.. Ternyata A.C sudah lapar ya, dari tadi kamu gak ngomong sih, " kata Misha.
" Kalau begitu, ayo kita cepat pulang. " kata Michi.

Di tengah perjalanan, mereka mendengar suara. . . 

               KYAAAAAAAAAA !!!!

" Suara apa tuh?! " kaget Linguene.
" Ayo kita lihat !! " kata Danny.


Saat mereka menuju rumah tempat sumber jeritan itu, terlihat percikan darah di jendela. Awalnya mereka berlima takut, tapi mereka harus masuk, karena mereka adalah UIPMC. Saat mereka masuk . . . 

" Kyaaa!!!! " teriak Michi yang melihat mayat seorang wanita yang belumuran darah.
" Astaga... " kaget Danny.
" Uhk... Aku akan menghubungi yang lain, " kata A.C.
" O-oke.. Misha, kau tunggu luar saja, jangan masuk! " jawab Linguene.
" Ba-baik. "


Kemudian A.C menelfon George. KRINGG. . . .

" Yo, kenapa A.C ?? " tanya George.
" Ada cases, " jawab A.C.
" HAH??? Dimana??? " kaget George.
" Di jalan xxx , cepat!! aku butuh bantuanmu dan yang lain. " kata A.C.
" Ote, gua segera kesana. "

George dan yang lainnya, termasuk Thady, segera pergi ke tempat A.C dan yang lainnya. Mereka terkejut melihat kondisi mayat wanita tersebut. Kondisinya sangat mengenaskan. Tubuhnya berceceran darah. Ada luka bekas bacokan di beberapa bagian tubuhnya. Diperkirakan dia meninggal baru beberapa menit yang lalu setelah A.C dan yang lainnya datang.


Tindakan apakah yang akan diambil oleh Thady dan kelompok UIPMC?? Ikuti terus ya Meitantei Thady Jiken Note.


-To Be continue-



Salam
Author 1

Sabtu, 08 September 2012

Story 2: Kasus Pembunuhan Berantai di Sebuah Kontrakan Kecil Part 3

BAGIAN DUA


-Berangkat ke Nippon-

" Yo, berangkat !! " teriakku.

Hari ini adalah hari yang kami nanti-nanti. Kami akan pergi ke Nippon untuk memecahkan kasus ! Pokoknya kasus yang tidak masuk akal sekali pun, kami pasti bisa memecahkannya, karena kami adalah UIPMC !!


Kami berangkat ke bandara menggunakan jasa travel. Sampai di bandara, kami menunggu Thady yang sedang . . . Emm . . 

" Nyemm~ "
" Oii.. Thady . . . " gumam Steve.
" Ehem.. Thady.. KENAPA LU BAWA MAKANAN SEGINI BANYAK SEH ?! " kesal George.
" Heh? Emang napa? Masalah buat loe ? " kata Thady dengan santai-nya.
" Grr.... " geram George.
" Sa-sabar, George. " kata Steve.


Setelah sekian lama kami menunggu Thady membeli makanan, kami langsung menaiki pesawat. Ya, yang paling ribet adalah Thady yang membawa makanan berlebihan ke dalam pesawat.


Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya kami sampai di Nippon. Kami disambut hangat oleh Pak Vincent, clien kami.

" Selamat datang di Nippon. " sapa Pak Vincent.
" Terimakasih. " jawab George.
" Uekk.... "
" . . . . . " speechless semuanya kecuali Thady yang sedang mabuk kendaraan.
" Apakah dia tidak apa-apa? " tanya Pak Vincent.
" Iya, biarkan saja dia. " kata George sambil meninggalkan Thady yang sedang mabuk.
" Elu sih, lagian makan kagak bagi-bagi. " ledek Steve.
" Sudah.. sudah.. Thady minum obat dulu. " kata Alicia.
" Hi-hiyak... "


Kami pun diajak ke rumah kediaman Bapak Vincent.

" Silahkan duduk dulu, anggap saja rumah sendiri." kata Pak Vincent.
" Terimakasih pak. " kata George.

Kami disuguhi teh hijau hangat khas Nippon. Rasanya agak pahit. Bukan pahit lagi sih, tapi pahit banget. 

" Engh.. "
" Kenapa George ? " tanya Alicia.
" Ra-rasanya pahit banget." kata George.
" Rasanya memang begini, ini namanya teh hijau. " jelas Michi.
" Yup.. Biasanya teh ini dijadikan tradisi ala Jepang. " kata Misha.
" Kalian biasa melakukan tradisi ini ya? " tanya Alicia.
" Yap, orang Jepang biasa meminum ini. " kata Misha.
" Aku juga. Mony-chan juga. " kata Karen.
" Hihi.. " tawa Harmony.

" Oiya, apakah kami boleh dijelaskan secara rinci kasus yang bapak laporkan kepada kami ?? " tanya George.
" Tumben lu langsung to the point, " ledek Steve.
" Yaiyalah, kita kesini untuk memecahkan kasus, bukan untuk jalan-jalan." kata George.
" Sek dah, " ledek Danny.
" Heheh~ Sek sek.. " ledek Steve.
" Au ah! Maaf pak, silahkan dilanjutkan." kata George berusaha mengendalikan emosinya.
" Sabar ye~ " ledek Steve.
" Haha.. " tawa Pak Vincent.
" . . . . " 

        BLETAK !!

" Adaw... " kata Steve kesakitan.
" Dibilangin gua lagiu serius !! " bentak George sambil memukul kepala Steve.
" Maaf pak, silahkan dilanjutkan. " kata George.
" Hahahaha.. I-iya, maaf.. maaf.. Bailklah saya lanjutkan ceritanya. " kata Pak Vincent.


Kemudian Pak Vincent menceritakan kisah pemilik rumah sebelumnya. Rumah itu dulunya dimiliki oleh Keluarga Honda. Mereka dulunya adalah keluarga yang bahagia. Sampai suatu saat, sang ayah menginginkan harta milik anaknya, dan jadilah sebuah tragedi. Sang adik bersumpah, jika rumah tersebut tidak digunakan untuk mengamalkan sesuatu, akan ada yang MATI.

Sekarang rumah itu ditinggali oleh Pak Vincent dan keluarganya. Waktu itu, tetangganya ada yang meninggal. Kemudian persis di sebelah rumahnya ada yang meninggal juga. Pak Vincent mengira mungkin ini berhubungan dengan kutukan Keluarga Honda yang dulu.

Makanya untuk saat ini, Pak Vincent meminta tolong kepada kami untuk memecahkan misteri ini dan sekaligus melindungi keluarga Pak Vincent dari ancaman maut.


Apakah kami bisa memecahkannya dan mecegah pembunuhan tersebut??
Ikuti terus UIPMC ya.


-To be continue-


Salam " Author 2 "

Rabu, 29 Agustus 2012

Story 2: Kasus Pembunuhan Berantai di Sebuah Kontrakan Kecil Part 2

BAGIAN SATU


-Waktu Liburan Telah Habis-

" Huaamm.. " aku menguap di hari pertama aku kembali ke sekolah.
" Ohayo, Kurokawa-kun, " sapa beberapa teman sekelasku.
" Ohayo, " jawabku singkat.


" Hoi, hari pertama masih nguap, " kata seorang laki-laki berambut hitam menyapaku yang tidak lain adalah George.
" Haha, wajar lah, kan hari pertama masuk sekolah, " kataku padanya.
" Uii!! Kalian!! Ohayo!! " teriak seorang laki-laki berambut coklat agak pirang menyapa kami yaitu Steve.
" Ohayo, " jawab kami.
" Oii, George, bagaimana, ada kasus lagi kagak??" tanya Steve pada George.
" Belum ada nih, " jawabnya.
" Kalau ada kasih tau yo, " kata Steve.
" Iye, " jawab George.


Pada saat pulang sekolah, seperti biasa kami berkumpul di markas UIPMC. Alicia, Michi, Misha, Karen, Linguene, A.C, Harmony, dan Danny juga ikut. Kemudian George melihat sepucuk surat di dalam kotak pos-nya yang isinya;


Apakah benar ini alamat kelompok University English Physicology and Mystical Community yang digosipkan dapat memecahkan misteri yang aneh itu??
Saya Kishimoto Vincent. Saya tinggal di xxx*, Nippon. Saya butuh bantuan anda sekalian. Ada hal aneh yang melanda rumah saya. Di rumah saya ada HANTU. Dapatkah anda membantu saya?

*Alamat dirahasiakan.


Setelah selesai membaca surat itu, tiba-tiba Steve berkata;
" Wahhh!! Akhirnya ada permintaan kasus juga, " kata Steve semangat.
" Haha.. Tumben lu senang ada permintaan kasus?? "
" Memang kenapa? Masalah buat loe?? " kata Steve.
" APA?! ngajakin berantem loe ?! " bentak George.
" Sudah.. Sudah.. Jangan berkelahi ! " bentak seorang gadis berambut hitam kecoklatan, Alicia.
" HUH! " kesal George.
" Bwekkk!! " ledek Steve.
" GRRR !!! " George mulai menggeram.
" Sudah!! " bentak Alicia.


Alicia pun memberitahukan kasus itu pada teman yang lain.

" Hee? Ada kasus?? " kata Danny yang sedang asik membaca koran pagi.
" Iya, " jawab Alicia.
" Asyikkk!! Kita jalan-jalan lagi !! " teriak Karen.
" Karen-chan, kita kesana bukan untuk jalan-jalan tahu, " kata A.C.
" Maaf.. " kata Karen.
" Kapan kita pergi kesana ?? " tanya Michi yang ikut mendengar pembicaraan.
" Aku belum tahu, nanti aku tanyakan pada George, " jawab Alicia.
" Kalau begitu aku akan memberitahukan pada yang lainnya, " kata Michi.
" Ok. "


Sedangkan itu, George dan Steve memanggil Thady yang sedang asik tidur-tiduran sambil baca novel misteri favoritnya sambil memakan snack coklat dan juga sambil meminum tropical juice kesukaannya.
" Oii.. " sahut George.
" Apeee ?? " jawab Thady panjang.
" Aa.... " speechless Steve.
" Thady, KENAPA TEMPAT INI SEPERTI KAPAL PECAH HAH?! " bentak George.
" Biarlah~ " jawab Thady seenaknya.
" BERSIHKAN SEGERA !!! " marah George.
" I-iya. Iya! " turut Thady.

Sambil membersihkan kamar anggota, George memberitahukan soal surat yang berisi perrmintaan kasus tadi kepada Thady.
" Lu mau ikut gak?? " tanya George.
" Males ah, " jawab Thady.
" Kenapa? " heran George.
" MALES, " 
" . . . . . . . " speechless George sambil memasang ekspresi geram.
" I-iya... G-gua ikut.. " turut Thady.

Sepertinya Thady mengerti maksud dari Ekspresi George ya. Hahahah.. :D

Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Nippon untuk menemui Pak Vincent Kishimoto, sang clien. Bagaimanakah kisahnya? Ikuti terus ya Meitantei Thady Jiken Note.


-To be continue-


Salam " Author 1"

Jumat, 17 Agustus 2012

Story 2: Kasus Pembunuhan Berantai di Sebuah Kontrakan Kecil

 -UIPMC : Kasus Pembunuhan Berantai di Sebuah Kontrakan Kecil-


PROLOG


Pada waktu itu, di negara Nippon, hiduplah sebuah keluarga yang harmonis. Mereka sangat bahagia. Mereka mempunyai 2 orang anak angkat dan hidup berkelebihan uang dan harta. Oleh karena itu, mereka menjadi orang yang sombong dan angkuh. Terkecuali kedua anak angkat mereka, Honda Rokudo dan Honda Rikuto. Mereka agak kesal dengan tingkah laku kedua orang tua angkatnya itu, Bapak Honda Kushimoto dan Ibu Honda Kurieya. Padahal sebelum mereka menjadi orang kaya, mereka hidup sangat bahagia walaupun keuangan mereka biasa aja. Tetapi sejak ayahnya menjabat sebagai orang penting di perusahaan besar, mereka menjadi lupa diri dan melakukan hal-hal seenak mereka.


Rokudo dan Rikuto tidak suka bersikap seperti itu. Mereka selalu berendah hati pada tetangga mereka. Mereka juga aktif menyelenggarakan kotak amal untuk orang-orang yang tidak mampu. Pastinya mereka juga menyisihkan sebagian harta mereka untuk amal ini. Tetangga-tetangga mereka sangat berterimakasih pada kedua bersaudara itu. Berkat Rokudo dan Rikuto, mereka dapat hidup berkecukupan. Sebagai ucapan terimakasih, mereka sukarela menjadi pelayan kedua bersaudara tersebut. Tetapi tetap saja, kedua bersaudara itu tidak mau menganggap mereka sebagai pelayan, melainkan sebagai teman.


Tetapi orang tua angkat mereka sangat membenci tetangga-tetangga mereka. Mereka beranggapan bahwa anak-anak mereka dipaksa untuk menyerahkan harta mereka ke semua rakyat miskin. Padahal hal itu Rokudo dan Rikuto sendirilah yang ingin berbagi pada rakyat yang kurang mampu.


Suatu hari, keluarga Honda mengalami krisis keuangan. Perusahaan besar yang dikoordinir Pak Honda bangkrut, membuat Pak Honda mengalami kerugian besar. Mereka pun meminjam uang ke berbagai orang agar tetap hidup berkelebihan. Bahkan Pak Honda sampai melakukan perjudian.


Tetapi Rokudo dan Rikuto tidak terpengaruh. Mereka sudah terbiasa hidup sederhana dengan rakyat-rakyat yang kekurangan. Maka, mereka pun bekerja untuk mencari penghasilan sehari-hari. Mereka bekerja sebagai petani, sebagai pengrajin rotan, sebagai peternak, sebagai pengrajut, dan sebagainya. Walaupun pekerjaan mereka sederhana dan tidak menghasilkan banyak uang, tetapi mereka bangga karena dapat menghidupi kebutuhan mereka sendiri tanpa harus meminta orang tua angkat mereka lagi.


Tetangga mereka juga sering membantu kedua bersaudara tersebut. Mereka terkadang membagi sebagian rezeki mereka untuk biaya makan mereka. Mereka juga menawarkan berbagai pekerjaan agar kedua bersaudara tersebut dapat bekerja dan mendapatkan rezeki dari mereka.


Setelah uang mereka cukup banyak, kedua bersaudara tersebut ingin membeli sebuah rumah. Sesaat mereka sedang menghitung hasil jeripayah mereka, tiba-tiba kedua orang tuanya mendobrak pintu tersebut.

       " Kalian, dari mana kalian mendapat uang sebanyak itu ?! " bentak ayahnya.
       " I-itu, kami bekerja sendiri ayah, " jawab Rikuto.
       " Sini !!! Berikan padaku !! " bentaknya.
       " Enak saja !! Ini uang kami !! " bentak sang kakak, Rokudo.
       " Kalian tinggal disini !! Makan disediain !!  Maka kalian harus bayar !! " bentaknya lagi.
       " Enak saja !! " bentak Rokudo.

Terjadilah perkelahian antara sang kakak, Rokudo, dengan ayahnya. Sedangkan ibunya sedang berusaha merebut uang itu dari tangan Rikuto.

       " Rikuto sayang, uang ini ibu ambil ya, " kata ibunya lembut.
       " Tidak mau !! Ini uangku dan kakak !! " bentak Rikuto.
       " Berikan pada ibu, anak nakal !! " bentak ibunya sambil merebut uang itu dari Rikuto.
       " Tidak mau !! Tidak akan kuserahkan padamu !! " bentak Rikuto.

Sedangkan itu, Sang ayah menyudut Rokudo. Ia pun mengambil benda keras dan memukul punggung Rokudo dengan sekuat tenaga. Sang kakak pun berteriak kesakitan.

      " Argghhh !!!! "
      " Kakak !!! " teriak Rikuto.
      " Serahkan uang itu atau dia akan mati !! " kata sang Ayah.
      " Lari, Rikuto !!! " teriak sang kakak.
      " Ka-kakak ?! " bimbang Rikuto.

Rikuto pun langsung mengambil kantung yang berisi banyak sekali jarum. Sejak dulu, Rikuto sangat suka dengan jarum dan benang. Dia ahli membuat rajutan, dan sekarang ia gunakan jarum itu. Ia lemparkan beberapa jarum itu, dan tepat mengenai bagian leher ayahnya. Seketika ayahnya terkukur kaku di lantai. Rikuto juga melakukan hal yang sama kepada sang ibu. Tetapi kedua orang tua yang tidak berperasaan itu dibiarkan hidup, karena Rikuto tidak mungkin membunuh kedua orang tuanya. Akhirnya sang kakak dapat diselamatkan oleh Rikuto.


Setelah itu, para tetangga yang melihat Rokudo terluka segera menolong dia. Rokudo dirawat di sebuah rumah sederhana yang asri. Sementara itu, Rikuto membeli sebuah rumah kecil didekat tempat dirawatnya Rokudo. Mereka pun hidup bahagia di rumah baru mereka.


Beberapa tahun setelahnya, tiba-tiba saja orang tua mereka datang ke rumah dua bersaudara itu sambil membawa pedangnya. Sang kakak yang saat itu sedang bekerja, meninggalkan sang adik sendiri di rumah. Diketuklah depan pintu rumahnya.

TOK .. TOK .. TOK ..

Dibukalah pintu itu oleh sang adik. 

       " Ya, siap- " kata-kata Rikuto yang terputus.

Tiba-tiba saja tanpa basa-basi, langsung saja sang ayah mengkibaskan pedangnya. Rikuto yang kaget langsung meloncat ke belakang. Sang ayah pun langsung mengejar Rikuto. Rikuto segera berlari ke luar rumah lewat pintu belakang.
 
 
Sang kakak, Rokudo, melihat Rikuto berlari. Ia segera menghampiri sang adik.

       " Hei, kau kena- " kata-kata Rokudo yang terputus.

Rikuto segera menarik Rokudo. Ia pun terheran-heran.
 
       " Oii.. Kau kenapa ?!?! " heran Rokudo.
       " A-ada ayah ingin membunuh kita !!! " jelas Rikuto sambil berlari.
       " A-apa ?! Kalau begitu, ayo kita ke tetangga kita untuk berlindung, " saran Rokudo.
       " Baiklah, kak, " kata Rikuto.

Mereka segera berlari ke rumah tetangga mereka dan menjelaskan apa yang terjadi. Setelah itu, para tetangga tersebut segera berkumpul di rumah tersebut untuk melindungin kedua bersaudara itu. Tetapi sang ayah tega membunuh tetangga-tetangganya sendiri.


Tinggal Rokudo dan Rikuto yang masih hidup dan sedang terpojok karena ayahnya. Rokudo berusaha untuk melindungi adiknya. Dan . . . .

       " Kak ?? " panggil Rikuto.

Dia melihat Rokudo tertusuk pedang ayahnya. Rikuto tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia takut sekaligus bimbang. Dia bingung harus melakukan apa. Perasaan kesal, benci, marah dan dendam bercampur aduk menjadi satu. Tetapi dia hanya tertegun melihat sang kakak yang sudah tidak bernyawa lagi.


Rikudo tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menyelamatkan Rokudo. Hanya satu yang terpikir di dalam hatinya. 

Akan ku bunuh orang-orang yang membunuh kakakku !!

Tanpa pikir panjang, Rikuto mengambil kantung kesayangannya yang berisi jarum-jarum untuk merajut, dan melemparkan jarum-jarum tersebut ke arah ayah dan ibu angkatnya itu. Mereka pun akhirnya MATI. 


Kakaknya mati, orang tua angkatnya mati, tetangga-tetangganya mati, Rikuto pun sendirian di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Akhirnya dia menulis sebuah surat wasiat.


Rumah ini adalah milik semua orang-orang yanng tidak memiliki dendam dan amarah. Kuserahkan padamu, orang yang akan menempati tempat ini selanjutnya. Jikalau kau melanggar, kutukan akan menghampiri kau dan keturunanmu yang singgah di rumah ini. Kau hanya boleh menggunakan rumah ini untuk mengadakan dana amal. 
 Jika tidak . . .
Matahari ada di sebelah barat rumah amal. Arwah-arwah akan bangkit kembali dari dalam tanah. Menerkammu dan kau akan mati.
 
 
Setelah itu, Rikuto menggali tanah yang luas dan dalam di belakang sebelah kanan halaman rumahnya. Kemudian ia mengubur tetangga-tetangganya, orang tua angkatnya, serta kakaknya ke dalam tanah tersebut. 


Setelah itu, ia mengambil pedang yang tadi digunakan ayahnya untuk membunuh kakaknya. Kemudian ia menusukkan pedang itu ke tubuhnya sendiri. Akhirnya Rikuto mengakhiri hidupnya dengan BUNUH DIRI. Pembunuhan itu menjadi tragedi bagi warga setempat, dan kemudian rumah itu tetap dibiarkan seperti sedia kala setelah pembunuhan itu.
 

Setelah bertahun-tahun, kira-kira 50 tahun berlalu, rumah itu dibiarkan begitu sejak pembunuhan. Ada seorang keluarga yang menumpang di rumah itu. Warga-warga yang lain tidak berani mendekat. Karena bagi mereka di rumah itu hanya ada tragedi yang mengenaskan.



-To be continue-
 
 
 
Salam " Author 1 "

Kamis, 16 Agustus 2012

Love Story in UIPMC Part End


Thady Story

Aku pun mengabari George tentang pengunduran diri Alicia. Makin tegang ajj nih kondisinya.
" George, Alicia gimana nih ??!! " tanyaku tergesa-gesa.
" Gimana apanya ?? " heran George.
" Alicia mau keluar dari UIPMC tau !! " bentakku.
" HAH ? Serius ?? " kata George gak yakin.
" Dua rius malahan, " candaku.
" Jangan bercanda ! Beneran gak tuh ?! " tanya George.
" Iye !! " jawabku.

-------------------------------------------------------------------------------------------

George Story

HAH ? Bohong kan, Alice mau keluar ??
Apa gara-gara gua kemarin kali ya??
I-iya juga sih, kayaknya ucapan gua kemarin keterlaluan.
Gua harus gimana nih ??
Gua harus bicara sama dia.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Alicia Story

Baju beres, barang-barang beres, Humm...
Aku sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah.
Sudah lama aku tidak kembali ke rumah orang tuaku di Inggris.
Selama bergabung dengan UIPMC, aku selalu pergi ke berbagai tempat.
Makanya, sekarang aku jadi kangen rumah.


Aku sudah putuskan akan keluar dari UIPMC.
Ungg.. George bagaimana ya? Aku kepikiran.
Humm.....

---------------------------------------------------------------------------------------------

George Story

 Gua pun langsung berlari ke rumahnya Alice.
Aku langsung mengetuk pintunya.

Tok. . Tok. . Tok. .
" Alice !! Lu di rumah ?!" teriak George.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Alicia Thinking

HAH?? George ?? K-kok dia datang ke rumahku ??
Aku pun segera membuka pintunya.

" Ke-kenapa ?? " tanyaku heran.
" Hahh.. Hahh.. L-lu beneran mau keluar ?? " tanya George sambil terengah-engah.
" I-iya, aku pikir kamu marah, jadi aku putuskan untuk meninggalkan UIPMC, " jelasku.
" Lu serius ?? "
" . . . . . " Aku hanya speechless.
" Jangan yak. " katanya.
" Lho? Ke-kenapa ?? " heranku.
" Jangan. " katanya.
" Ba-baiklah... " jawabku.

Aku mengerti yang dia maksudkan. Dia tidak ingin membicarakannya. Tapi hanya dengan dia berkata "Jangan" itu sudah cukup untukku. Itu artinya dia masih memikirkan aku. Kyaa~ Aku senang sekali.

 -----------------------------------------------------------------------------------------

George Thinking

Akhirnya dia gak jadi keluar dari UIPMC.
Masalahnya kalau dia keluar, rasanya sepi ajj gitu.
Kagak ada maksud laen kok. *Embrassing*
Ingat !! Gua gak mau membicarakan hal ini lagi.

----------------------------------------------------------------------------------------

Thady Thinking

Haha.. Kisah cinta Alice-chan dan George-kun kocak banget.
Pada akhirnya mereka tidak mau membicarakaannya. Jahaha...

Sebenarnya masih banyak kisah cinta di antara anggota UIPMC.
Kapan-kapan gua selidiki lagi ah~~ *iseng mode on*
By the way, gua kagak ada pasangannya nih.
Hem.. Gua sama siapa nih??
Bodo ah.. Nanti juga dateng sendiri.

--------------------------------------------------------------------------------------------

Author Bentak-bentak

" Yak.. Author 1 di sini !!! Heheh.." kata ane.
"Oii.. Gua jangan di tinggalin napa !! " kata Thady.
" Sudahlah toh, peranmu sedang sedikit di sini, " kataku.
" Makanya dibanyakin donk !! " bentak Thady.
" Ini kan kisahnya George dan Alicia, lu gak perlu di sini, " kataku.
" Bhuuu~ "

Ote deh, semuanya kembali seperti sedia kala. Kayaknya tuh Si George ngomel gara-gara lagi badmood yak ?? Yasudahlah, yang penting udah gak marahan lagi kan. Hehehe..

Di chapter berikutnya akan ada cerita misteri lagi.
(Thady: Akhirnya muncul juga giliran gua.)
Hahah.. Yoshaa!! Ikuti terus ya, Meitantei Thady Jiken Note!!
Cikat!! Cikat!! Kaboumm!! (?)


Salam " Author 1"

Minggu, 12 Agustus 2012

Love Story in UIPMC Part 1

Alicia Story

Hola~ Alicia disini.
Duh.. Sepi banget nih.
George pergi entah kemana. Sepertinya dia membenciku. Hiks.
Padahal aku ingin dia kembali.
Kenapa selalu saja begini. Menyedihkan banget.


Setelah kasus The Legend of Devil Hearts of The Last Century selesai,  aku merasa dia jadi semakin menjauh. Apa karena waktu aku terluka itu ? Kayaknya tidak mungkin dia menyesal sampai segitunya. Apa karena aku sudah berbuat salah ? Arghh.. Pokoknya aku ingin bicara denganya.


Tanggal 23 Desember, saat ini sekolah sedang libur, makanya aku mencoba untuk datang ke rumahnya. TING TONG. . . 

" Yo . . Siapa ?? " sahut George.
" I-ini aku, Alicia. " jawabku.
" Oo.. Kenape ? " tanyanya.
" Engg.. Ka-kamu marah y ?? " tanyaku ragu-ragu.
" Hah ?? keperluan lu kesini cuma itu ?? " tanyanya agak kasar.
" I-iya.. "
" Sudah, pulanglah ! " bentaknya.
" . . . . . "


Aku hanya terdiam dan pulang. Aku benar-benar bingung sekaligus sedih. Kenapa dia kasar sekali ?? Hiks.. Mau nangis rasanya. Kayaknya air mataku memang sudah menetes. Rasanya sakit. Aku memang sudah lama menyukai George. Tapi mungkin dia tidak menyadari perasaanku, dan mungkin dia sedang membenciku. Tetapi kenapa dia marah padaku ?? Apa sebabnya ?? Aku harus bicara dengannya. HARUS !!


Aku pun menghapus air mataku dan kemudian kembali lagi. Aku tahu ini namanya keras kepala. Tetapi aku tidak bisa kalau dia membenciku tanpa alasan. Aku harus tahu, apa penyebabnya dia marah padaku.  TING TONG . . .

" Apa lagi ?! " tanyanya dengan nada jengkel.
" Aku hanya ingin tahu kenapa kamu marah !! " kataku.
" Kagak ada apa-apa ! " bentaknya.
" Kamu kenapa sih ?! Setidaknya kamu bilang kenapa kamu marah, " kataku.
" Kepo banget sih ?! " bentaknya.
" Memang kenapa, aku gak bisa membiarkan kamu marah tanpa sebab ke aku tau !! Aku jadi menanggung dosa !! " bentakku.
" Oo !! " katanya sambil membuang muka.
" Sudahlah, kalau begitu maumu. Aku hanya ingin mengatakan satu hal, " kataku.
" . . . . " dia hanya terdiam.
" Aku minta maaf, walau kamu membenciku, walau kamu tidak menganggapku lagi, tetapi jika kamu kesusahan, aku akan ada untukmu, karena aku sayang padamu, " kataku sambil berjalan pergi.


Aku pun pulang ke rumah. Baru kali ini aku merasa kosong. Entah mimpi apa aku semalam. Kenapa jadi begini ?? Hummm . . . Rasanya sakit . . Sesak . . Kemudian aku bertemu dengan Thady di jalan.

" Oii, " sahutnya.
" . . . . " aku hanya terdiam. Entah apa yang ku pikirkan saat itu.
" Kenapa ?? Ada masalah ya?? " tanya Thady.
" Ti-tidak kok. " jawabku lesu.
" Ada masalah dengan George ya?? " goda Thady.
" E-enggak kok " jawabku malu-malu.
" Selow ajj, cerita saja ke gua, mungkin gua bisa bantu, " katanya.
" Umm.. Thady... "
" Ya ?? "
" George marah padaku ya ?? "
" Gua gak tahu. memang lu habis ngapain ?? "
" Aku juga gak tahu.. " kataku sambil menangis.
" Eehh?? Ja-jangan nangis.. Engg.. Angg.. Ti-tissue.. Tissue... " kata Thady sambil panik.
" Hihi.. Aku gak apa kok.. " kataku sambil tersenyum.
" Beneran nih ?? " tanya Thady.
" Iya, oiya, Thady, tolong jaga George ya.. "
" Lho ?? memang kenapa?? " kata Thady bingung.
" Aku mungkin akan keluar dari UIPMC, " kataku.
" APA ?? KENAPA ??? " heran Thady.
" Karena George tidak mau menerimaku lagi, " jawabku.
" A-alicia ?? "
" Sudah ya, "


Aku pun pergi meninggalkan Thady. Aku sudah pasrah.

------------------------------------------------------------------------------------------------

ThadyThinking

Waduh, Alicia kenapa tuh ?? Pikirannya kemana-mana. Gua ingin banget bantu dia. Tapi nanti takutnya disangka ikut campur. Lagi pula gua males ngurusin beginian. Mendingan gua baca komik dah di rumah. Tapi gua gak tega juga sama dia. Sudah ahh, gua lihat ajj perkembangannya nanti.

-----------------------------------------------------------------------------------------------

GeorgeThinking

Arghhh !! Kenapa jadi gini sih ?! Benci gua jadinya !!
HUH.. Capek ahh gua, gua gak ngerti cara pikir cewek.
Ya gini lah, ya gitu lah, rempong banget dah..
Sekarang lagi nih si Alice main tembak ajj.
Gua harus jawab apa coba ? Tolak gitu ??
Gak tega gua, gini-gini gua masih punya hati.
(#hati apa? hati ayam, hati sapi ?? ehh, itu ati ya??)

Hum... Gua bingung harus gimana. Gua marah sama dia kenapa ya?
(#yehh.. Malah nanya balik)
Geezz.. Au ah. Bodo amat !!!


-------------------------------------------------------------------------------------------

Thady Message

 Hoiii.. Apa kabar nih semuanya, baik-baik ajj kan ??
Sori nih, belum ada bahan cerita, jadinya gua ceritaiin dah kisah cintanya Alice-chan dengan George-kun. Kasihan amat ya Alicia. Sabar ya nak (?).


Oke deh, gua belum tahu nih perkembangannya bagaimana. Apakah mereka bisa baikan atau tidak itu tergantung usaha mereka dan berkat dari Yang Maha Kuasa (#kenapa jadi pelajaran agama ya?). Yahh.. Itu sih kalau mereka mau bicara.


Yep, sekarang soal kasus story ke-2 akan dirilis beberapa minggu lagi. (#Sekarang Author sedang berjuang mati-matian mencari bahannya sampai deadline berakhir. Kasihan..) Emm.. Ada yang mau ditanyakan??
  • Q : " Story ke-2 nanti judulnya apa nih ?? "
    A : " Oho, itu masih rahasia~ " #PLAK
  • Q : " Apakah nanti Alicia akan keluar dari UIPMC ?"
    A : " Entahlah, pokoknya kita doakan saja semoga dia membatalkan niatnya ya, "
  • Q : " Apa nanti akan ada karakter baru ?? "
    A : " Pasti ada, "
  • Q : " Kasih trailernya dong, "
    A : " Ini cerita, mana ada trailernya !!"
    Q : " kali ajj ada trailernya, heheh.. Maksudku rangkumannya. "
    A : " Ehehe.. RAHASIA ~ " #PLAK. Makanya ikutin terus MTJN ya!

Baiklah seisi pertanyaan kali ini kita sudahi dulu ya. Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
Sayonara~


-To be continue-
 

Salam " Thady "