BAGIAN EMPAT
-Kesalahanku menjadi berarti-
" Apa yang terjadi ?? " heranku.
" Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saat kami datang sudah begini. " kata Linguene.
" Dia baru meninggal. Kira-kita 30 menit yang lalu. " jelas George sambil memeriksa keadaan mayat tersebut.
" Apa kita harus menghubungi polisi?? " tanya A.C.
" Ya, karena ini bukan urusan kita. Tugas kita hanya melindungi Pak Vincent dan keluarganya. " jelas George.
" Hmm.. Menarik.."
Beberapa saat kemudian polisi datang. . .
" Baiklah, kami akan segera meng-evakuasi korban, " kata seorang polisi yang baru saja datang.
" Mohon bantuannya, " kata George.
" Ya. Jika ada sesuatu, segera laporkan pada kami. "
" Baik, pak. Terima kasih. "
Setelah melakukan evakuasi, polisi itu pun pergi. Mereka segera kembali ke rumah Pak Vincent dan melaporkan hal ini.
" Apa?! Wanita yang tinggal di rumah itu meninggal ?! " kaget Pak Vincent.
" Ya, apakah bapak mengenalnya?? " tanya George.
" Tentu saja!! Dia adalah teman kecil saya. " jelas Pak Vincent.
" Hmm.. " gumam George.
" Ada yang kau pikirkan, George?? " tanya Steve.
" Tidak... Tidak untuk saat ini, "
" Oiya, yang pertama kali melihat mayat wanita itu di rumahnya, siapa?? " tanya Steve.
" A-aku, " jawab Michi.
" Kenapa kalian bisa berada di TKP?? " heran Steve.
" Kami mendengar jeritan, makanya kami langsung saja melihat keadaannya. " jawab Michi.
" Hmm.. Kita baru mengetahui bahwa itu kasus pembunuhan. " jelas Steve.
" Ya. . . " ucap George.
" Ada yang kau pikirkan ya ?? " tanya Steve.
KRAUKK. . . KRAUKK . .
" Emm.. Mungkin hanya perasaanku saja. . . " gumam George.
KRAUKK. . . KRAUKK . .
" Serius?? Kali aja isi pikiran lu bisa jadi petunjuk. " ucap Steve.
KRAUKK. . . KRAUKK . .
" Emm.. Yang gua pikirin sekarang itu, THADY LU BERISIK BANGET SIH ?! BISA DIEM GAK ?! " bentak George yang sudah mencapai puncak.
" Nyem ?? " pandangku dengan mata berbinar-binar.
" Grr. . . KELUAR SANA! HABISKAN KERIPIK LU ITU DULU, BARU BOLEH BALIK! " bentak George sambil menendangnya keluar rumah.
TUINGGG. . . . . BRUKK. . . .
" Nyahh.. Hiuksirr.. (translate: Yah, diusir) " kataku.
" Henyaknya Hngaphain nya?? (translate: enaknya ngapain ya??) " gumamku dalam hati.
" Khenyiying-khenyiying ahh~ (translate: keliling-keliling ah) " girangku.
Aku pun terpaksa berkeliling di perdesaan itu. (Siapa yang maksa ya?). Hmm.. Memang desa yang indah. Pemandangan sawahnya hijau membentang. Udaranya sejuk. Rasanya tenang sekali. Aku pun terduduk di bawah pohon yang rindang sambil memakan keripikku. Seandainya saja tidak ada pembunuhan tragis yang terjadi 50 tahun lalu, mungkin desa ini akan menjadi desa yang damai dan tenteram. Dan warga di desa ini pasti hidup bahagia.
Tidak terasa aku tertidur di bawah pohon itu. Huaa.. Sudha jam 7 malam. George dan yang lainnya pasti menghawatirkan aku. Aku pasti dimarahi nih. Aku harus cepat kembali.
" Gua balik, " kataku.
" Haduhhhh... Kamu habis dari mana saja, Thady?! " khawatir Alicia.
" Ma-maaf.. "
" Kami semua menghawatirkanmu tahu! " kata Michi.
" Iye, iye, maaf. "
" Wah, para cowok sekarang sedang kebingungan mencarimu. " ucap Karen.
" . . . . . "
" Sudah, sudah, Thady, ayo makan. Kamu belum makan kan? " kata Harmony.
" Te-terima kasih. Maaf merepotkan. " kataku.
" Sudah tidak apa-apa. " senyum Harmony.
" Oho.. Kamu sudah kembali nak? " kata Pak Vincent.
" Iya, maaf merepotkan. " kataku.
" Iya, tidak apa-apa. "
Beberapa saat kemudian, George, Steve, Danny, Linguene, dan A.C datang.
" Hosh.. Hoshh.. Apa Thady sudah kembali??? " tanya George.
" Sudah.. Dia ada di dapur. " kata Alicia.
" Benarkah?? Syukurlah.... " lega George.
" Wahh.. Ternyata kamu perhatian juga ya. " ledek Alicia.
" Ti-tidak!! Ma-mana mungkin kan! " malu George.
" Hihihi... " tawa Alicia.
" Bagaimana??? Thady ada?? " tanya Steve.
" Dia sudah kembali, dan sekarang sedang makan. " jawab George.
" Kita dikerjain ya?? " kesel Linguene.
" Bikin repot orang aja dia! " kata Danny.
" Jangan begitu. Dia pasti punya alasan sendiri. " jelas Alicia.
" Benar apa kata Alice. " ucap George.
" Ngebelain Thady nih?? Tadi lu yang marah-marah ke dia. " ledek Steve.
" E-enggak lah!! Ngapain lagi!! " gengsi George.
Sedangkan itu, Thady. . . .
" Gua sudah selesai makan, terima kasih. " kataku lesu.
" Sama-sama. " kata Harmony.
" Maaf merepotkan. " kataku.
" Gak kok, kenapa minta maaf?? " heran Harmony.
" Gua pergi dulu. "
Thady pun berjalan ke ruang tamu. Tempat George dan yang lainnya berkumpul.
" Thady?! " ucap George.
" Lu kemana aja selama ini ?? " tanya Steve.
" Maaf, gua tadi ketiduran. " kataku.
" Ahh! Bikin capek orang aja lu!! " bentak Danny.
" Harusnya lu bilang dong! Kan jadinya gue gak khawatir ampe capek begini. " kata Linguene.
" Sudah.. Sudah.. Begitu saja dijadiin masalah. " kata A.C.
" Bener tuh, masa lu pada kalah dewasa sama junior sih?? " ejek George.
" Sudah ah! kok jadi berantem sih?? " kata Alicia.
" Maafin gua, " kataku sambil menangis.
-To be continue-
Salam "Author 1"