Kamis, 25 Oktober 2012

Story 2: Kasus Pembunuhan di Sebuah Kontrakan Kecil Part 5

BAGIAN EMPAT


 -Kesalahanku menjadi berarti-

" Apa yang terjadi ?? " heranku.
" Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saat kami datang sudah begini. " kata Linguene.
" Dia baru meninggal. Kira-kita 30 menit yang lalu. " jelas George sambil memeriksa keadaan mayat tersebut.
" Apa kita harus menghubungi polisi?? " tanya A.C.
" Ya, karena ini bukan urusan kita. Tugas kita hanya melindungi Pak Vincent dan keluarganya. " jelas George.
" Hmm.. Menarik.." 


Beberapa saat kemudian polisi datang. . .

" Baiklah, kami akan segera meng-evakuasi korban, " kata seorang polisi yang baru saja datang.
" Mohon bantuannya, " kata George.
" Ya. Jika ada sesuatu, segera laporkan pada kami. "
" Baik, pak. Terima kasih. "


Setelah melakukan evakuasi, polisi itu pun pergi. Mereka segera kembali ke rumah Pak Vincent dan melaporkan hal ini.

" Apa?! Wanita yang tinggal di rumah itu meninggal ?! " kaget Pak Vincent.
" Ya, apakah bapak mengenalnya?? " tanya George.
" Tentu saja!! Dia adalah teman kecil saya. " jelas Pak Vincent.
" Hmm.. " gumam George.
" Ada yang kau pikirkan, George?? " tanya Steve.
" Tidak... Tidak untuk saat ini, "
" Oiya, yang pertama kali melihat mayat wanita itu di rumahnya, siapa?? " tanya Steve.
" A-aku, " jawab Michi.
" Kenapa kalian bisa berada di TKP?? " heran Steve.
" Kami mendengar jeritan, makanya kami langsung saja melihat keadaannya. " jawab Michi.
" Hmm.. Kita baru mengetahui bahwa itu kasus pembunuhan. " jelas Steve.
" Ya. . . " ucap George.
" Ada yang kau pikirkan ya ?? " tanya Steve.
                  KRAUKK. . . KRAUKK . .
" Emm.. Mungkin hanya perasaanku saja. . . " gumam George.
                  KRAUKK. . . KRAUKK . .
" Serius?? Kali aja isi pikiran lu bisa jadi petunjuk. " ucap Steve.
                  KRAUKK. . . KRAUKK . . 
" Emm.. Yang gua pikirin sekarang itu, THADY LU BERISIK BANGET SIH ?! BISA DIEM GAK ?! " bentak George yang sudah mencapai puncak.
" Nyem ?? " pandangku dengan mata berbinar-binar.
" Grr. . . KELUAR SANA! HABISKAN KERIPIK LU ITU DULU, BARU BOLEH BALIK! " bentak George sambil menendangnya keluar rumah.

                  TUINGGG. . . . . BRUKK. . . .
" Nyahh.. Hiuksirr.. (translate: Yah, diusir) " kataku.
" Henyaknya Hngaphain nya?? (translate: enaknya ngapain ya??) " gumamku dalam hati.
" Khenyiying-khenyiying ahh~ (translate: keliling-keliling ah) " girangku.


Aku pun terpaksa berkeliling di perdesaan itu. (Siapa yang maksa ya?). Hmm.. Memang desa yang indah. Pemandangan sawahnya hijau membentang. Udaranya sejuk. Rasanya tenang sekali. Aku pun terduduk di bawah pohon yang rindang sambil memakan keripikku. Seandainya saja tidak ada pembunuhan tragis yang terjadi 50 tahun lalu, mungkin desa ini akan menjadi desa yang damai dan tenteram. Dan warga di desa ini pasti hidup bahagia.


Tidak terasa aku tertidur di bawah pohon itu. Huaa.. Sudha jam 7 malam. George dan yang lainnya pasti menghawatirkan aku. Aku pasti dimarahi nih. Aku harus cepat kembali.

" Gua balik, " kataku.
" Haduhhhh... Kamu habis dari mana saja, Thady?! " khawatir Alicia.
" Ma-maaf.. "
" Kami semua menghawatirkanmu tahu! " kata Michi.
" Iye, iye, maaf. "
" Wah, para cowok sekarang sedang kebingungan mencarimu. " ucap Karen.
" . . . . . "
" Sudah, sudah, Thady, ayo makan. Kamu belum makan kan? " kata Harmony.
" Te-terima kasih. Maaf merepotkan. " kataku.
" Sudah tidak apa-apa. " senyum Harmony.
" Oho.. Kamu sudah kembali nak? " kata Pak Vincent.
" Iya, maaf merepotkan. " kataku.
" Iya, tidak apa-apa. "

Beberapa saat kemudian, George, Steve, Danny, Linguene, dan A.C datang.

" Hosh.. Hoshh.. Apa Thady sudah kembali??? " tanya George.
" Sudah.. Dia ada di dapur. " kata Alicia.
" Benarkah?? Syukurlah.... " lega George.
" Wahh.. Ternyata kamu perhatian juga ya. " ledek Alicia.
" Ti-tidak!! Ma-mana mungkin kan! " malu George.
" Hihihi... " tawa Alicia.

" Bagaimana??? Thady ada?? " tanya Steve.
" Dia sudah kembali, dan sekarang sedang makan. " jawab George.
" Kita dikerjain ya?? " kesel Linguene.
" Bikin repot orang aja dia! " kata Danny.
" Jangan begitu. Dia pasti punya alasan sendiri. " jelas Alicia.
" Benar apa kata Alice. " ucap George.
" Ngebelain Thady nih?? Tadi lu yang marah-marah ke dia. " ledek Steve.
" E-enggak lah!! Ngapain lagi!! " gengsi George.


Sedangkan itu, Thady. . . .

" Gua sudah selesai makan, terima kasih. " kataku lesu.
" Sama-sama. " kata Harmony.
" Maaf merepotkan. " kataku.
" Gak kok, kenapa minta maaf?? " heran Harmony.
" Gua pergi dulu. "

Thady pun berjalan ke ruang tamu. Tempat George dan yang lainnya berkumpul.

" Thady?! " ucap George.
" Lu kemana aja selama ini ?? " tanya Steve.
" Maaf, gua tadi ketiduran. " kataku.
" Ahh! Bikin capek orang aja lu!! " bentak Danny.
" Harusnya lu bilang dong! Kan jadinya gue gak khawatir ampe capek begini. " kata Linguene.
" Sudah.. Sudah.. Begitu saja dijadiin masalah. " kata A.C.
" Bener tuh, masa lu pada kalah dewasa sama junior sih?? " ejek George.
" Sudah ah! kok jadi berantem sih?? " kata Alicia.
" Maafin gua, " kataku sambil menangis.


-To be continue-



Salam "Author 1"

Rabu, 24 Oktober 2012

Story 2: Kasus Pembunuhan Berantai di Sebuah Kontrakan Kecil Part 4

BAGIAN TIGA


-Jeritan di sebuah Rumah-


" Hmm.. Jadi begitu kejadiannya. Kira-kira sudah 50 tahun berlalu ya, Pak? " tanya George.
" Ya begitulah. Makanya saya takut jika kutukan itu benar-benar terjadi. " kata Pak Vincent.

" Kutukan ya?? " tanya seorang anak laki-laki yang sedang asik memakan keripik-nya.
" Thady, kerjamu hanya makan aja, yang serius napa, " bentak George.
" Iye, iye, gua dengar kok. " kata Thady yang masih asik dengan keripik-nya.


Mereka pun berkeliling di sekitar rumah tersebut. Awalnya rumah yang di tempati Pak Vincent dan keluarganya itu hanya dikontrakan/disewakan saja. Tetapi karena Pak Vincent memiliki uang cukup banyak, akhirnya ia memutuskan untuk membeli rumah tersebut.

" Rumah yang cukup bagus untuk usia 50 tahun ya? " kata Steve.
" Iya. . . " kata George.
" Kraukk.. Kraukk.. "
" . . . . . Thady!! bikin takut orang aja lu! " bentak Steve yang agak kesal dengan suara keripik-nya Thady.
" Emang gua setan apa. Tega lu. "
" Tapi suara keripik loe itu kayak apaan tau, tau! " kesal Steve.
" Udalah.. Keripik aja pake dipermasalahin. " kata George tenang.
" Tumben lu tenang banget, biasanya kan-"
                     BLETAK!
" Ughhhh!!! Sakit George!! " erang Steve karena kepalanya dipukul oleh George.


Sedangkan itu, Alicia, Karen, dan Harmoni sedang berbincang-bincang di ruang tamu.

" Hei, kita ngapain ya?? " tanya Alicia.
" Kita masak yuk, mau gak? " tawar Harmoni.
" Ndak mau!! aku maunya makan-nya, bukan masak-nya. " kata Karen.
" Masa makan sih?! " heran Alicia.
" Hehe.. Oiya, Mony-chan, tadi Michi dan Misha kemana?? " tanya Karen.
" Hmm.. Aku juga kurang tau, " kata Harmony.
" Kalau begitu, kita cari Michi dan Misha saja yuk! " ajak Alicia.
" Ayo, " jawab Karen dan Harmony berbarengan.


Sedangkan itu, Michi, dan Misha sedang asik berjalan-jalan dengan Linguene, Danny, dan A.C di sekitar perumahan.

" Uwaa~ Udara disini segar ya. " girang Michi.
" Namanya juga daerah perdesaan, ya pasti segar lah. " jelas Linguene.
" Danny, kita jalan-jalan ke sawah disebelah sana yuk, " ajak Misha.
" A-ayo! " gugup Danny.
" Kok jawabnya gugup begitu ?? " heran Misha.
" Hahah.. Danny kegirangan tuh diajak jalan bareng Misha, kan Danny SU- " perkataan Linguene terpotong karena mulutnya disumpel oleh Danny.
" Su? " bingung Misha.
" Sukiyaki~ " canda Michi.
" Susu kedelai~ " ucap Misha.
" . . . . . . " kicep Linguene dan Danny. (*dipikir Misha sule kali ya? susu kedelai)\


Sedangkan itu, George, Steve, dan Thady sedang asik berkeliling di sekitar rumah Pak Vincent. Mereka sudah beberapa kali berputar-putar ditempat yang sama, tetapi tetap saja tidak menemukan petunjuk apa-apa.


Selain itu, Alicia, Harmony dan Karen juga tidak menemukan apa-apa.


Beda hasil dengan Michi, Misha, Linguene, A.C dan Danny. Sesaat mereka sedang asik menjelajah.

" Hei, kita balik yuk, " ajak Linguene.
" Ayo, aku juga udah capek jalan nih, " keluh Misha.
" Yasudah, ayo kita kembali, " kata Danny.
" A-aku juga sudah lapar, " sahut A.C.
" Wah.. Ternyata A.C sudah lapar ya, dari tadi kamu gak ngomong sih, " kata Misha.
" Kalau begitu, ayo kita cepat pulang. " kata Michi.

Di tengah perjalanan, mereka mendengar suara. . . 

               KYAAAAAAAAAA !!!!

" Suara apa tuh?! " kaget Linguene.
" Ayo kita lihat !! " kata Danny.


Saat mereka menuju rumah tempat sumber jeritan itu, terlihat percikan darah di jendela. Awalnya mereka berlima takut, tapi mereka harus masuk, karena mereka adalah UIPMC. Saat mereka masuk . . . 

" Kyaaa!!!! " teriak Michi yang melihat mayat seorang wanita yang belumuran darah.
" Astaga... " kaget Danny.
" Uhk... Aku akan menghubungi yang lain, " kata A.C.
" O-oke.. Misha, kau tunggu luar saja, jangan masuk! " jawab Linguene.
" Ba-baik. "


Kemudian A.C menelfon George. KRINGG. . . .

" Yo, kenapa A.C ?? " tanya George.
" Ada cases, " jawab A.C.
" HAH??? Dimana??? " kaget George.
" Di jalan xxx , cepat!! aku butuh bantuanmu dan yang lain. " kata A.C.
" Ote, gua segera kesana. "

George dan yang lainnya, termasuk Thady, segera pergi ke tempat A.C dan yang lainnya. Mereka terkejut melihat kondisi mayat wanita tersebut. Kondisinya sangat mengenaskan. Tubuhnya berceceran darah. Ada luka bekas bacokan di beberapa bagian tubuhnya. Diperkirakan dia meninggal baru beberapa menit yang lalu setelah A.C dan yang lainnya datang.


Tindakan apakah yang akan diambil oleh Thady dan kelompok UIPMC?? Ikuti terus ya Meitantei Thady Jiken Note.


-To Be continue-



Salam
Author 1