BAGIAN DUA
-Berangkat ke Nippon-
" Yo, berangkat !! " teriakku.
Hari ini adalah hari yang kami nanti-nanti. Kami akan pergi ke Nippon untuk memecahkan kasus ! Pokoknya kasus yang tidak masuk akal sekali pun, kami pasti bisa memecahkannya, karena kami adalah UIPMC !!
Kami berangkat ke bandara menggunakan jasa travel. Sampai di bandara, kami menunggu Thady yang sedang . . . Emm . .
" Nyemm~ "
" Oii.. Thady . . . " gumam Steve.
" Ehem.. Thady.. KENAPA LU BAWA MAKANAN SEGINI BANYAK SEH ?! " kesal George.
" Heh? Emang napa? Masalah buat loe ? " kata Thady dengan santai-nya.
" Grr.... " geram George.
" Sa-sabar, George. " kata Steve.
Setelah sekian lama kami menunggu Thady membeli makanan, kami langsung menaiki pesawat. Ya, yang paling ribet adalah Thady yang membawa makanan berlebihan ke dalam pesawat.
Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya kami sampai di Nippon. Kami disambut hangat oleh Pak Vincent, clien kami.
" Selamat datang di Nippon. " sapa Pak Vincent.
" Terimakasih. " jawab George.
" Uekk.... "
" . . . . . " speechless semuanya kecuali Thady yang sedang mabuk kendaraan.
" Apakah dia tidak apa-apa? " tanya Pak Vincent.
" Iya, biarkan saja dia. " kata George sambil meninggalkan Thady yang sedang mabuk.
" Elu sih, lagian makan kagak bagi-bagi. " ledek Steve.
" Sudah.. sudah.. Thady minum obat dulu. " kata Alicia.
" Hi-hiyak... "
Kami pun diajak ke rumah kediaman Bapak Vincent.
" Silahkan duduk dulu, anggap saja rumah sendiri." kata Pak Vincent.
" Terimakasih pak. " kata George.
Kami disuguhi teh hijau hangat khas Nippon. Rasanya agak pahit. Bukan pahit lagi sih, tapi pahit banget.
" Engh.. "
" Kenapa George ? " tanya Alicia.
" Ra-rasanya pahit banget." kata George.
" Rasanya memang begini, ini namanya teh hijau. " jelas Michi.
" Yup.. Biasanya teh ini dijadikan tradisi ala Jepang. " kata Misha.
" Kalian biasa melakukan tradisi ini ya? " tanya Alicia.
" Yap, orang Jepang biasa meminum ini. " kata Misha.
" Aku juga. Mony-chan juga. " kata Karen.
" Hihi.. " tawa Harmony.
" Oiya, apakah kami boleh dijelaskan secara rinci kasus yang bapak laporkan kepada kami ?? " tanya George.
" Tumben lu langsung to the point, " ledek Steve.
" Yaiyalah, kita kesini untuk memecahkan kasus, bukan untuk jalan-jalan." kata George.
" Sek dah, " ledek Danny.
" Heheh~ Sek sek.. " ledek Steve.
" Au ah! Maaf pak, silahkan dilanjutkan." kata George berusaha mengendalikan emosinya.
" Sabar ye~ " ledek Steve.
" Haha.. " tawa Pak Vincent.
" . . . . "
BLETAK !!
" Adaw... " kata Steve kesakitan.
" Dibilangin gua lagiu serius !! " bentak George sambil memukul kepala Steve.
" Maaf pak, silahkan dilanjutkan. " kata George.
" Hahahaha.. I-iya, maaf.. maaf.. Bailklah saya lanjutkan ceritanya. " kata Pak Vincent.
Kemudian Pak Vincent menceritakan kisah pemilik rumah sebelumnya. Rumah itu dulunya dimiliki oleh Keluarga Honda. Mereka dulunya adalah keluarga yang bahagia. Sampai suatu saat, sang ayah menginginkan harta milik anaknya, dan jadilah sebuah tragedi. Sang adik bersumpah, jika rumah tersebut tidak digunakan untuk mengamalkan sesuatu, akan ada yang MATI.
Sekarang rumah itu ditinggali oleh Pak Vincent dan keluarganya. Waktu itu, tetangganya ada yang meninggal. Kemudian persis di sebelah rumahnya ada yang meninggal juga. Pak Vincent mengira mungkin ini berhubungan dengan kutukan Keluarga Honda yang dulu.
Makanya untuk saat ini, Pak Vincent meminta tolong kepada kami untuk memecahkan misteri ini dan sekaligus melindungi keluarga Pak Vincent dari ancaman maut.
Apakah kami bisa memecahkannya dan mecegah pembunuhan tersebut??
Ikuti terus UIPMC ya.
-To be continue-
Salam " Author 2 "